Aluminium terkena koreksi sementara



JAKARTA. Aluminium terkena koreksi sementara lantaran tertekan oleh penguatan dollar AS di saat minim sentimen. Tren harga aluminium sebenarnya masih positif dengan dukungan dari pembatasan produksi China.

Mengutip Bloomberg, Selasa (11/4) harga aluminium kontrak pengiriman tiga bulan di London Metal Exchange melemah 0,28% ke level US$ 1.921 per metrik ton dibanding sehari sebelumnya. Dalam sepekan terakhir aluminium terkikis 0,87%.

Andri Hardianto, Analis PT Asia Tradepoint Futures mengatakan, prospek aluminium secara fundamental sebenarnya masih positif. "Koreksi saat ini hanya sementara lantaran penguatan dollar AS. Pelaku pasar juga masih menanti rilis data aktivitas industri China," paparnya.


Sejumlah data ekonomi China mendukung tren penguatan harga. Angka manufaktur China meningkat dalam delapan bulan beruntun. Lalu angka inflasi bulan Maret juga membaik ke level 0,9% dari sebelumnya 0,8% meski di bawah proyeksi sebesar 1,1%.

Negeri Tembok Raksasa itu juga masih menerapkan kebijakan pembatasan produksi aluminium untuk mengurangi pencemaran udara. "Sentimen ini akan mendorong kenaikan harga aluminium setidaknya hingga akhir semester pertama," lanjut Andri.

Permintaan aluminium di luar China turut menujukan sinyal kenaikan. Salah satunya terlihat dari harga premi pengiriman fisik aluminium ke Jepang yang naik dari US$ 95 per metrik ton di kuartal pertama menjadi US$ 128 per metrik ton pada kuartal II-2017.

Ditambah lagi dengan potensi kenaikan permintaan dari sektor otomotif dan manufaktur. Proyeksi Andri, harga aluminium di kuartal kedua ini bisa menyentuh level US$ 2.000 per metrik ton. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto