KONTAN.CO.ID -JAKARTA. PT Pertamina sudah menetapkan jajaran komisaris di PT Pertamina Hulu Energi yang merupakan Subholding Hulu Pertamina. Dari lima komisaris yang didapuk, lulusan Institut Teknologi Bandung (ITB) mendominasi jajaran komisaris. Bahkan, bukan saja jajaran komisaris, CEO Subholding Hulu Pertamina merupakan lulusan dari ITB, yakni Budiman Parhusip. Adapun Komisaris Subholding Hulu Pertamina yang merupakan lulusan dari ITB adalah Fadli Rahman yang usianya kini baru 33 tahun. Baca Juga: Pertamina masih kaji rencana IPO anak usaha di subholding hulu
Adapun Komisaris Utama PHE adalah Rinaldi Firmansyah juga lulusan dari ITB. Dia lahir tanggal Tanjung Pinang, 10 Juni 1960. Dia merupakan lulusan Institut Teknologi Bandung pada tahun 1985, melanjutkan Master of Business Administration (MBA) di IPMI pada tahun 1988. Pada tahun 1998, Rinaldi Firmansyah melanjutkan studi Chartered Financial Analyst (CFA) - AIMR di Charlottesvillee, USA. Dan pada tahun 2014, Rinaldi menempuh jenjang Doktor Manajemen di Universitas Padjajaran. Rinaldi Firmansyah memulai karir di Schlumberger Wireline at North Sea, UK sebagai Wireline Engineer pada tahun 1985 – 1986. Rinaldi juga kerap mengemban Komisaris di beberapa perusahaan, misal PT. Semen Padang sebagai Komisaris dan Ketua Komite Audit tahun 2003 – 2004, CEO PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. (Telkom) tahun 2003 – 2004, PT PLN Batam, PT Elnusa Tbk., PT Indosat Tbk, PT Pinnacle Investama, PT Bluebird Tbk dan PT Indonesia Infrastructure Finance. Kemudian tidak asing lagi Djoko Siswanto juga didapuk sebagai komisaris, dia lahir tanggal 23 Mei 1965. Mantan Dirjen Migas Kementerian ESDM ini adalah lulusan Teknik Perminyakan ITB Mahasiswa Pertama yang dapat menyesaikan studi 4 (empat) tahun sejak didirikannya Teknik Perminyakan ITB, (1986 - 1990). Baca Juga: Pertamina angkat Fadli Rahman berusia 33 tahun jadi Komisaris Subholding Hulu Djoko Siswanto kembali melanjutkan pendidikan Strata – 2, MBA Specialist Oil & Gas Management.Center of Energy Petroleum Mineral Law & Policy (CEPMLP), Dundee University UK. Orang Indonesia Pertama yang mendapat gelar , MBA Specialist Oil & Gas Management di 2001 – 2002. Djoko Siswanto kembali meraih gelar Strata – 3, Doktor pada Teknik Perminyakan ITB di 2006 – 2011. Pengalaman Djoko Siswanto di dunia minyak dan gas dimulai pada tahun 1990. Djoko Siswanto mengemban Deputi Pengendalian Pengadaan SKK Migas pada tahun 2017-2018. Lalu Dojoko juga pernah mejabat sebagai Direktur Teknik Migas KESDM tahun 2016 – 2017, Direktur Hulu Migas KESDM pada tahun 2015 – 2016. Dari Maret 2018, Djoko Siswanto menjabat Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi hingga sekarang. Selanjutnya adalah Nanang Untung yang juga didapuk sebagai komisaris PHE. Nanang merupakan lulusan Insinyur Teknik Kimia Institut Teknologi Bandung pada tahun 1982 dan telah melaksanakan 43 kursus dan pengembangan profesional. Nanang Untung merupakan Promotor dan Eksekutif perusahaan di bidang energy services. Dia juga pernah menjadi CEO perusahaan LNG kelas dunia, berkompeten dalam bidang LNG Business & Venture Development, Organization & Job Competency Development, Project Management, Start Up Management, Production Planning, LNG Sales Contract Management dan juga sebagai Profesional Engineer. Selain konsultan bisnis energi dari tahun 2017 hingga sekarang, sebelumnya Nanang Untung dipercaya sebagai CEO PT. Patra Badak Arun Solusi pad atahun 2014 - 2017, CEO PT. Badak NGL tahun 2012 - 2014, Senior VP Gas Pertamina tahun 2011 - 2012 dan berbagai pengalaman profesional yang dimulai pada tahun 1982 di PT. Arun NGL Co Lhoukseumawe. Dari empat lulusan ITB, ada satu yang merupakan almni Universitas Indonesia. Dia adalah Tumpak Simanjuntak, Lahir tanggal di Medan, 2 Mei 1961. Tumpak Simanjuntak, SH merupakan Lulusan Fakultas Hukum Universitas Indonesia. Baca Juga: Langkah Erick Thohir pertahankan Nicke Widyawati pimpin Pertamina jadi pro kontra