Alumni Stanford Sambut Kerjasama Otorita IKN dengan SDSS



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Otoritas Ibu Kota Nusantara (OIKN) secara resmi telah menandatangani Letter of Intent (LoI) dengan Stanford Doerr School of Sustainability (SDSS) untuk membentuk kolaborasi strategis dalam bidang penelitian dan pendidikan. Hal ini ditujukan mendukung proyek ambisius Indonesia dalam menciptakan ibu kota hijau, Nusantara.

Penandatanganan LoI tersebut telah dilakukan pada  8 September 2023 oleh Kepala OIKN dan Dekan Stanford Doerr School of Sustainability.

Pandu Sjahrir, Ketua Stanford Alumni Club of Indonesia menyambut kerja sama yang terjalin antara SDSS dan OIKN. Ia bilang, aspek yang paling penting dalam keberlanjutan adalah peningkatan kualitas sumber daya manusia dan hal itu memerlukan upaya jangka panjang.


"Stanford merupakan sekolah yang paling terkemuka karena menggabungkan keunggulan dalam bidang bisnis dan teknologi. Oleh karena itu, saya sangat bersemangat dengan kerja sama ini," kata dia dalam keterangan resminya, Senin (11/9).

Baca Juga: Otorita IKN Gaet Stanford Doerr School of Sustainability untuk Kerjasama Penelitian

SDSS merupakan institusi pendidikan di Universitas Stanford yang memiliki fokus utama pada isu perubahan iklim dan keberlanjutan. Sekolah ini dibuka pada tanggal 1 September 2022, menjadi sekolah baru pertama di Stanford sejak didirikannya Sekolah Humaniora dan Sains pada tahun 1948. 

SDSS dianggap sebagai salah satu sekolah terkemuka yang berkaitan dengan perubahan iklim di Amerika Serikat.

Dekan SDSS, Arun Majumdar mengaku kagum dengan pengembangan Ibu Kota Nusantara karena pendekatannya  memprioritaskan prinsip-prinsip keberlanjutan.

Menurut Arun, kerja sama penelitian ini berpotensi menjadikan Nusantara sebagai contoh uji coba metode baru pembangunan perkotaan berkelanjutan dan menjadi blueprint yang dapat diikuti oleh negara-negara lain. 

"Apa yang Indonesia lakukan di Nusantara dapat jadi blueprint yang potensial untuk ditiru oleh negara-negara lain, khususnya di Asia Tenggara," katanya.

Indonesia dipilih karena berperan penting dalam transisi menuju rendah karbon secara global, dengan komitmen untuk mencapai emisi nol bersih pada tahun 2060.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dina Hutauruk