JAKARTA. Anggota DPD dari DKI Jakarta A.M. Fatwa menyarankan agar Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama memiliki juru bicaranya sendiri. Hal itu bercermin dari zaman Gubernur Ali Sadikin yang pernah memiliki juru bicara untuk menyampaikan berbagai persoalan. Fatwa mengakui, usulan ini tak lepas dari gaya Basuki yang kadang cenderung emosional. Dengan juru bicara, lanjutnya, apa yang hendak disampaikan oleh Basuki bisa lebih halus. "Jadi Pak Ahok memang perlu juru bicara. Supaya tidak semuanya disampaikan langsung oleh Gubernur, tapi bisa melalui juru bicara," kata Fatwa, disela acara diskusi mengenai banjir di Kebon Pala Tanah Rendah, Jatinegara, Jakarta Timur, Minggu (8/3). Fatwa menyebut, gaya kepemimpinan Basuki yang ceplas ceplos, hampir sama persis dengan gaya kepemimpinan Gubernur Ali Sadikin. Dia mengaku, pernah menjadi staf gubernur Ali Sadikin, di bawah koordinasi Biro Kepala Daerah, Wardiman. Saat itu, lanjutnya, Ali tetap memiliki juru bicara sehingga tak semua disampaikan sendiri. "Dulu saja Pak Ali Sadikin pakai juru bicara canggih. Apalagi sekarang lebih modern lagi," ujar Fatwa. Apalagi, problem saat ini, menurutnya sudah berlipat dibanding zaman Ali Sadikin. Jumlah penduduk DKI pun sudah meningkat dua kali lipat. "Masyarakat sekarang complicated. Padahal waktu itu masih 6 jutaan. Sekarang 12 jutaan. Bukan berarti gubernur jangan banyak bicara. Tapi prinsip dan detailnya harus dijabarkan juru bicara," ujarnya. Dengan kompleksnya problem di ibu kota, Ahok menurutnya tak dapat melayani atau menanggapi semua keluahan yang datang. Ia pun mengaku menyaksikan sendiri bagaimana Ahok repot menanggapi beragam laporan masalah. "Saya lihat kadang kita pertemuan dengan Gubernur Ahok itu dia putar-putar hape-nya karena dia membaca semua yang masuk itu," ujar Fatwa. Sehingga dia menyarankan Ahok untuk mencari juru bicara. Ahok, sambungnya, bisa merekrut dari kalangan wartawan. Yang penting juru bicaranya memahami persoalan birokrasi, budaya daerah, dan juga budaya politik. "Saya sendiri punya staf dua untuk keluar masuk telpon karena tak sanggup melayani semua. Bayangkan untuk seorang Gubernur. Enggak bisa melayani semua itu," ujar Fatwa. Menurut Fatwa, dirinya sudah menyampaikan hal ini pada Ahok. Lantas apa tanggapan Ahok? "Dia selalu terima kasih. Kadang saya kritik dan berikan saran, dia selalu terima kasih," ujarnya. (Robertus Belarminus) Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
A.M. Fatwa: Ahok perlu juru bicara
JAKARTA. Anggota DPD dari DKI Jakarta A.M. Fatwa menyarankan agar Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama memiliki juru bicaranya sendiri. Hal itu bercermin dari zaman Gubernur Ali Sadikin yang pernah memiliki juru bicara untuk menyampaikan berbagai persoalan. Fatwa mengakui, usulan ini tak lepas dari gaya Basuki yang kadang cenderung emosional. Dengan juru bicara, lanjutnya, apa yang hendak disampaikan oleh Basuki bisa lebih halus. "Jadi Pak Ahok memang perlu juru bicara. Supaya tidak semuanya disampaikan langsung oleh Gubernur, tapi bisa melalui juru bicara," kata Fatwa, disela acara diskusi mengenai banjir di Kebon Pala Tanah Rendah, Jatinegara, Jakarta Timur, Minggu (8/3). Fatwa menyebut, gaya kepemimpinan Basuki yang ceplas ceplos, hampir sama persis dengan gaya kepemimpinan Gubernur Ali Sadikin. Dia mengaku, pernah menjadi staf gubernur Ali Sadikin, di bawah koordinasi Biro Kepala Daerah, Wardiman. Saat itu, lanjutnya, Ali tetap memiliki juru bicara sehingga tak semua disampaikan sendiri. "Dulu saja Pak Ali Sadikin pakai juru bicara canggih. Apalagi sekarang lebih modern lagi," ujar Fatwa. Apalagi, problem saat ini, menurutnya sudah berlipat dibanding zaman Ali Sadikin. Jumlah penduduk DKI pun sudah meningkat dua kali lipat. "Masyarakat sekarang complicated. Padahal waktu itu masih 6 jutaan. Sekarang 12 jutaan. Bukan berarti gubernur jangan banyak bicara. Tapi prinsip dan detailnya harus dijabarkan juru bicara," ujarnya. Dengan kompleksnya problem di ibu kota, Ahok menurutnya tak dapat melayani atau menanggapi semua keluahan yang datang. Ia pun mengaku menyaksikan sendiri bagaimana Ahok repot menanggapi beragam laporan masalah. "Saya lihat kadang kita pertemuan dengan Gubernur Ahok itu dia putar-putar hape-nya karena dia membaca semua yang masuk itu," ujar Fatwa. Sehingga dia menyarankan Ahok untuk mencari juru bicara. Ahok, sambungnya, bisa merekrut dari kalangan wartawan. Yang penting juru bicaranya memahami persoalan birokrasi, budaya daerah, dan juga budaya politik. "Saya sendiri punya staf dua untuk keluar masuk telpon karena tak sanggup melayani semua. Bayangkan untuk seorang Gubernur. Enggak bisa melayani semua itu," ujar Fatwa. Menurut Fatwa, dirinya sudah menyampaikan hal ini pada Ahok. Lantas apa tanggapan Ahok? "Dia selalu terima kasih. Kadang saya kritik dan berikan saran, dia selalu terima kasih," ujarnya. (Robertus Belarminus) Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News