KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di saat pandemi ini, kegiatan olahraga menjadi salah satu aktivitas yang marak saat ini. Lantaran dengan berolahraga dipercaya bisa meningkatkan daya tahan dan tetap terjaga dari virus korona. Selain di rumah atau lingkungan rumah, berolahraga juga bisa dilakukan di ruang publik. Tapi untuk itu kita perlu mewaspadai adanya bahaya penyebaran virus korona. Dan untuk itu menjaga protokol kesehatan menjadi hal yang wajib saat ini. Menurut Dokter Reisa Broto Asmoro, Duta Adaptasi Kebiasaan Baru Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, sebelum kita memasuki areal publik untuk berolahraga, misalnya taman, ada baiknya menerapkan protokol kesehatan. Mulai dari menunjukkan identitas kita supaya mudah untuk melakukan tracing. Kemudian melakukan pengukuran suhu tubuh sebelum memasuki areal publik. “Yang dianjurkan suhunya kurang dari 37,3 derajat celcius,” kata Dokter Reisa di video Gugus Tugas Penanganan Covid-19.
Setelah itu jangan lupa cuci tangan yang biasanya tersedia di ruang publik. Barulah Anda bisa melakukan olahraga. Namun perhatikan juga dalam hal menjaga jarak saat berolahraga di ruang publik. Misalnya saja untuk olaharga di tempat seperi senam, maka jaga jarak yang disarankan minimal dua meter. Kemudian untuk olahraga jogging adalah jaga jarak antara diri kita dengan orang lain yang melakukan jogging minimal lima meter. Lantas untuk olahraga lari, jaga jarak minimal yang dianjurkan adalah 10 meter. Oh iya, kalau olahraga yang dipilih sepeda, maka jarak aman antara pesepeda satu dengan yang lain adalah minimal 20 meter. “Jangan lupa untuk tetap memakai masker saat olahrga dan olahraga yang disarankan selama pandemi adalah yang ringan dan sedang,” tuturnya.
Baca Juga: Ini tempat umum yang paling longgar dalam penerapan protokol kesehatan Saat istirahat, tentu warga yang berolahraga juga diingatkaan untuk tetap jaga jarak. Minimal adalaah satu meter dengan yang lainnya. Untuk pihak pengelola, baik itu ruang publik atau taman, Dokter Reisa juga meminta mereka rutin membersihkan area dengan disinfektan dan memantau pengunjung untuk tetap menerapkan protokol kesehatan. Seperti menegur yang tidak memakai masker. Tidak lupa juga memberi tanda-tanda jaga jarak di ruang publik. Dengan menerapkan protokol kesehatan, Dokter Reisa berharap bahwa kita yang ingin sehat dengan berolahraga juga tentu ingin pulang dengan sehat juga. “Tentunya menjadi lebih sehat,” tuturnya. Yakni dengan menerapkan protokol kesehatan. Sedangkan bagi Melanie Putria, olahraga yang cocok di masa pandemi adalah yang intensitasnya sedang. Cara mengetahuianya adaah saat olahraga kita bisa bercengkrama atau bertegur sapa dengan yanag lain. Dengan olahraga intensites sedang, justru Anda bisa meningkatkan antibodi dalam tubuh. “Jadi cukup olahraga intensitas sedang 30 menit selama 4-5 hari seminggu,” katanya di you tube pribadinya Fit with Mel. Jenis olahraganya? Ada beberapa macam. Bisa olahraga mandiri di rumah saja, tapi kalau bosan bisa juga di luar rumah. Tapi dengan syarat. Misalnya untuk jogging lebih baik di komplek rumah saja. Minimal 30 menit dan maksimal 60 menit. Saat jogging disarankan memakai pakaian luar seperti jaket. Jadi saat selesai berolahraga, jaket bisa dilepas, dan diletakkan diluar, begitu juga sepatu. BIsa disemprot disenfektan terlebih dahuu. Kemudian, langsung menuju kamar mandi dan bersih-bersih. “Dan jangan menyentuh apa pun,” sarannya. Apakah repot? Tentu lebih repot dari biasanya. “Tapi lebih baik safety dari pada tidak sama sekali,” jelasnya. Melanie juga menyarankan untuk tidak melakuikan olahraga yang bisa bersentuhan dengan yang lainnya. Misalnya bulutangkis, bola voli, bola basker, apalagi sepakbola. Untuk olahraga bulutangkis, pasti si pemain bakal bersentuhan satu sama lain lewat kok. “Jadi jangan dulu deh,” sarannya. Olahrga renang juga yagn tidak ia sarankan dijalankan saat pandemi. Meski di kolam renang diberi klorin, tapi tentu tidak ada yang menjamin kualitas dari klorin tersebut. Dan hingga kini belum ada penelitian apakah klorin bisa membunuh virus korona. Belum lagi terjadi kontak dengan para perenang yang lain di tempat bilas. Untuk yang ingin bersepeda, bisa menerapkan protokol kesehatan seperti olahrga jogging. Yakni memakai pakaian luar dan segera bersih-besih setelah gowes. Termasuk juga melakukan penyemprotan disienfektan ke sepeda. Tapi sepeda menurut Melanie adalah olahraga high risk. Jika terjadi kecelakaan, maka perlu penanganan dan akan dibawa ke tempat medis yang untuk sementara ini lebih baik jangan bertandang ke sana. Sedangkan Dokter Santi, dari Dokter Santi, Medical Center Kompas Gramedia memberi tips jenis masker yang tepat dipakai saat berolahraga. Ia sarankan jangan memakai jenis N95 atau masker medis. Tapi cukup dengan masker kain saja. “Yang penting selalu jaga jarak, cuci tangan dan tangan jangan menempel ke muka,” sarannya di HealthCorner Sonora FM.
Dokter Santi juga mengingatkan bahwa orang jangan terlalu memaksa untuk berolahraga. Misalnya badan sudah letih dan megap-megap. Kalau ini terjadi, lebih baik hentikan dulu olahrgara dan mencari tempat yang sepi. Masker yang dipakai dilepas dan mulai mengatur pernapasan serta istirahatlah. Setelah selesai istirahat, bisa dilanjutkan olahraga kembali, dan tetap memakai masker, tetapi intensitasnya dikurangi dari sebelumnya. Untuk orang yang jarang olahrga dan ingin memulai olahrga, Dokter Santi sarankan untuk memulainya secara berkesinambungan. Misalnya, olahraga awalnya selama 10 menit saja dan seminggu dua kali. Setelah itu secara perlahan berlanjut menjadi 20 menit dan seterusnya. “Jadi secara gradual” jelasnya. Karena jika ketika memulai olahrga dan langsung digeber, pasti badan langsung pegal-pegal.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #jagajarakhindarikerumunan #cucitangan #cucitanganpakaisabun Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Markus Sumartomjon