Perdagangan elektronik atawa
e-commerce kini sudah menjadi makanan sehari-hari bagi sebagian masyarakat Indonesia. Semakin banyak orang memilih membeli suatu barang melalui internet ketimbang secara khusus datang ke suatu toko. Jumlah orang yang berbelanja melalui penjual
online juga terus bertambah. Pada 2013 silam, diperkirakan jumlah pembeli Indonesia yang memanfaatkan layanan
e-commerce mencapai 4,3 juta orang. Di 2016 nanti, jumlah pembeli barang via daring ini diperkirakan mencapai 8,4 juta orang. Angka penjualan diperkirakan akan mencapai US$4,5 miliar. Seiring dengan berkembangnya minat masyarakat berbelanja secara daring, sistem pembayaran transaksi di dunia maya ini pun semakin berkembang. Mungkin Anda masih ingat, sekitar satu dekade silam, kebanyakan penjual online meminta pembeli membayar belanjaannya dengan cara mentransfer ke rekening bank yang sudah ditetapkan. Setelah si pembeli mentransfer, barulah si penjual mengirim barangnya.
Tapi cara ini belakangan memunculkan banyak cerita penipuan. Setelah pembeli mentransfer uang pembelian, penjual malah kabur. Karena itu, dulu, banyak pembeli yang lebih memilih berbelanja dari penjual yang bersedia serah terima tatap muka. Istilah bekennya,
cash on delivery (COD). Kini, sistem pembayaran transaksi
online sudah semakin berkembang. Selain bisa lewat transfer antarrekening atau pembayaran melalui kartu kredit, saat ini sudah banyak penjual online yang juga menerima pembayaran jasa pembayaran online. Salah satu penyedia jasa pembayaran
online yang paling terkenal adalah PayPal. Perusahaan lokal pun kini banyak yang menyediakan layanan
payment gateway seperti ini. PT Media Indonusa misalnya, masuk dengan layanan bernama FasPay. Kini, FasPay juga sudah bekerjasama dengan Bank Permata mengembangkan fasilitas
e-invoicing. Dengan fasilitas ini, pembeli bisa menggunakan akun virtual di Bank Permata yang dananya bisa digunakan untuk membayar transaksi online dengan menggunakan FasPay. Selain itu, beberapa perusahaan juga mengembangkan uang elektronik. Misalnya, kini banyak dikenal layanan
e-wallet. Salah satu penyedia layanan ini adalah perusahaan telekomunikasi Telkomsel, lewat layanan
T-Cash. Kelebihan kekurangan Di antara berbagai sistem pembayaran transaksi online tadi, mana yang paling aman dan nyaman digunakan? Pada dasarnya, masing-masing instrumen pembayaran memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Asal tahu saja, kelebihan yang dimiliki tiap instrumen pembayaran bisa dimanfaatkan untuk mendapat keuntungan saat berbelanja, sekaligus menjaga arus kas keuangan Anda. Salah satu skema pembayaran yang paling banyak digunakan dalam transaksi online adalah pembayaran melalui kartu kredit. Salah satu kelebihan bertransaksi dengan kartu kredit di dunia maya pastinya Anda jadi tidak perlu repot-repot melakukan transfer duit. Selain itu, biasanya Anda cukup sekali mendaftarkan kartu kredit Anda di situs belanja kesukaan Anda. Selanjutnya, setiap kali Anda berbelanja, penjual akan langsung menagih ke bank penerbit kartu kredit. Jadi, transaksi juga lebih mudah. Tambah lagi, nominal pembayaran bisa dikatakan lebih fleksibel ketimbang uang elektronik atau memanfaatkan akun virtual. Batasan belanja dengan kartu kredit hanya limit kartu kredit Anda. Apalagi, saat ini kartu kredit yang diterbitkan oleh bank di Indonesia sudah bisa diterima merchant manapun di dunia. Bank penerbit kartu kredit juga kerapkali menggelar promo dengan sejumlah penjual online. Konsumen bisa memanfaatkan promo-promo tersebut untuk memperoleh barang incaran dengan harga murah. Kekurangannya, saat berbelanja dengan kartu kredit, banyak penjual yang meminta pembeli memasukkan nomor card verification value code (CVV/CVC). Ini adalah tiga nomor rahasia yang terdapat di belakang kartu kredit. Nomor ini bisa dicuri bila Anda melakukan transaksi di jaringan internet yang tidak aman. Selain itu, bila berbelanja memakai kartu kredit, si pembeli akan memiliki utang. Jadi ada risiko, bila si pembeli tidak bisa mengontrol nafsu belanjanya, ia malah terlilit dalam utang gede. Karena itu, perencana keuangan berpesan, bila berbelanja dengan kartu kredit, pastikan Anda memiliki dana untuk langsung membayar lunas tagihan kartu kredit. Selain itu, dengan alasan keamanan, dalam beberapa transaksi menggunakan kartu kredit, pembeli diharuskan memasukkan nomor kode yang dikirimkan oleh bank penerbit kartu kredit melalui pesan pendek (SMS). Biasanya, waktu pengisian nomor kode ini dibatasi. Ini seringkali justru membuat konsumen jadi ribet. Apalagi kalau SMS dari bank penerbit kartu kredit telat masuk. “Saya tahu, sih, maksudnya itu untuk keamanan. Tapi karena waktunya singkat jadi khawatir juga, takut salah memasukkan kode dan sebagainya,” kisah Sherryta Arsalia, yang kerap melakukan transaksi online. Lalu ada layanan payment gateway. Salah satu keunggulan layanan ini adalah data pelanggan menjadi lebih terjamin ketimbang berbelanja dengan kartu kredit secara langsung. Maklum, konsumen cuma mengisi data kartu kredit di akun payment gateway tadi. Sherry, panggilan akrab Sherryta, menilai menggunakan jasa payment gateway seperti PayPal untuk bertransaksi online lebih mudah ketimbang memakai kartu kredit. “Dalam hal administrasi, lebih mudah menggunakan PayPal untuk transaksi online,” ujar wanita yang juga memiliki toko tas dan sepatu online bernama Schatzbox ini. Saat bertransaksi pun, penyedia layanan payment gateway yang kemudian mengurusi pembayaran dengan toko. Konsumen bisa membayar tagihan dari penyedia payment gateway belakangan. Atau bila konsumen memiliki dana di akun layanan payment gateway yang ia pakai, dana tersebut tinggal dipotong. “Jadi konsumen tinggal berurusan dengan satu pihak saja, walau berbelanja di beberapa toko online,” kata Budi Raharjo, perencana keuangan dari OneShildt Financial Planning. Kelemahan transaksi ini adalah bisa jadi tidak semua toko atau penjual
online menerima pembayaran dari layanan payment gateway yang digunakan. Selain itu, masih ada risiko pencurian data akun
payment gateway bila jaringan internet yang digunakan tidak aman. Instrumen pembayaran lain yang juga kerap digunakan dalam transaksi online adalah uang elektronik atawa
e-money. Beberapa yang populer di Indonesia adalah TCash dari Telkomsel, XL Tunai dari XL Axiata, Dompetku dari Indosat, atau E-Cash dari Bank Mandiri. Perlu diingat,
e-money yang disebut di atas berbeda dengan uang elektronik prabayar, seperti Flazz dari Bank Central Asia atau E-Money dari Bank Mandiri. Uang elektronik prabayar biasanya hanya bisa digunakan untuk transaksi luring di tempat-tempat yang menyediakan mesin EDC. Cara kerja instrumen pembayaran ini pada dasarnya sama dengan layanan
payment gateway. Cuma, layanan uang elektronik ini biasanya hanya bisa digunakan untuk bertransaksi dengan toko
online lokal. Selain itu, uang elektronik ini hanya bisa digunakan di penjual-penjual yang sudah menjalin kerjasama. Dana yang disimpan di rekening uang elektronik ini juga tidak dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Karena itu, disarankan tidak menaruh dana besar dalam rekening uang elektronik ini. Dampaknya, besar nilai belanja konsumen juga jadi terbatas. Konsumen hanya bisa berbelanja paling banyak sesuai dengan jumlah duit yang dimiliki dalam rekening. Mengenali penjual Nah, agar konsumen bisa memanfaatkan keunggulan berbagai instrumen pembayaran tadi dengan nyaman dan aman, konsumen tetap harus hati-hati saat hendak berbelanja via dunia maya. Perencana keuangan dari Safir Senduk & Rekan, Rakhmi Permatasari, mengatakan, benteng pertama untuk menciptakan keamanan dalam transaksi online adalah prinsip know your seller. “Anda harus kenal betul toko online tempat Anda akan bertransaksi online,” kata dia. Perencana keuangan dari Finansia Consulting Eko Endarto juga mempunyai pendapat senada. Ia menyarankan, konsumen sebaiknya membeli barang melalui penjual online yang sudah ia kenal reputasinya. Bila konsumen tersebut belum pernah membeli barang dari suatu toko, sebaiknya pilih toko yang menyediakan fitur pembayaran yang lebih aman, misalnya pembayaran melalui payment gateway. Jangan nekat berbelanja dengan kartu kredit atau transfer dana bila Anda belum mengetahui reputasi si penjual. Sherry menyebut ia selalu menerapkan konsep tersebut saat berbelanja online. Karena itu, ia cukup sering berbelanja menggunakan kartu kredit. “Saat ini pembayaran online yang masih banyak digunakan memang kartu kredit,” kisah dia. Hal senada juga disampaikan oleh Julia P. Farmor, pendiri toko online Adoramora. Untuk menjaga agar jangan sampai tertipu, Julia menyebut ia hanya bertransaksi di toko yang sudah menjadi langganannya. “Jadi saya sudah percaya dengan sistem yang mereka miliki,” tutur pelaku e-commerce ini. Setelah memastikan tempat Anda berbelanja menawarkan keamanan bagi konsumen, barulah Anda mempertimbangkan instrumen mana yang cocok digunakan untuk berbelanja online. Para perencana keuangan menyebut, konsumen bisa menyesuaikan karakter masing-masing instrumen pembayaran online dengan kebutuhan belanja konsumen. Bila toko online tempat Anda membeli barang berada di luar negeri, maka pilihan instrumen pembayaran yang bisa Anda gunakan akan lebih sedikit. Instrumen pembayaran seperti kartu kredit atau PayPal lebih cocok digunakan untuk konsumen yang sering melakukan transaksi secara berulang di situs luar negeri. Budi menyebut, konsumen bisa mempertimbangkan menggunakan PayPal untuk belanja di luar negeri. “Kalau menggunakan kartu kredit, selain sudah terkena selisih kurs, akan bertemu bunga kartu kredit juga,” kata dia. Sementara bila toko online tempat berbelanja ada di dalam negeri, maka pilihan instrumen pembayaran juga jadi lebih banyak. Perencana keuangan menyarankan, bila bisa berbelanja di dalam negeri, sebaiknya konsumen memilih membeli di dalam negeri. Pasalnya, konsumen jadi tidak perlu memusingkan selisih nilai tukar mata uang. Apalagi, saat ini sebenarnya sudah banyak toko online lokal yang menawarkan barang produksi luar negeri. Selain itu, banyak importir yang memperluas bisnisnya dengan membuka toko online. Harga barang yang ditawarkan juga biasanya tidak berbeda jauh bila dibandingkan dengan membeli sendiri ke luar negeri. Apalagi, karena berada di dalam negeri, konsumen lebih gampang mengecek keabsahan toko online tersebut. Kelebihan lainnya, mereka bisa langsung dibayar dengan mata uang rupiah. “Jadi pembayarannya bisa memakai uang elektronik lokal atau melalui transfer antarrekening saja,” papar Rakhmi. Konsumen juga tidak terbebani biaya-biaya yang muncul akibat transaksi keuangan. Biaya baru muncul jika transfer dilakukan antarbank yang berbeda. Nilainya pun tidak besar. Bila konsumen hendak membeli barang dengan jumlah cukup besar, ia bisa menggunakan kartu kredit. “Atau kalau konsumen mengincar diskon atau promo kartu kredit, boleh menggunakan kartu kredit,” imbuh Budi. Tapi ingat, bila menggunakan kartu kredit, konsumen harus memastikan ia memiliki dana untuk membayar langsung tagihan kartu kredit yang muncul.
Tetapi bila jumlah belanja tidak terlalu besar, konsumen bisa menggunakan fasilitas uang elektronik. E-money ini juga berguna bagi mereka yang tidak memiliki kartu kredit dan ingin berbelanja online. Selain itu, dengan menggunakan uang elektronik, konsumen bisa lebih mengendalikan pengeluarannya. “Karena biasanya
e-money ini ada batasannya, jadi bisa membatasi pengeluaran juga,” papar Budi. Jadi, selamat belanja. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tri Adi