Amartha ingin dana menganggur milik lender bisa disimpan di reksadana



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemain fintech peer to peer lending (P2P) PT Amartha Mikro Fintek tengah terus mengembangkan bisnis. Terbaru, P2P lending yang sudah mengantongi izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) ini tengah menyiapkan inovasi baru bagi pemberi pinjaman (lender).

Chief Commercial Officer Amartha Hadi Wenas menyatakan tengah tengah menggodok semua inovasi yang mampu meningkatkan investasi lender. Adapun salah satu hal yang ditawarkan adalah reksadana.

Baca Juga: Transaksi emas di Tokopedia melonjak lebih dari lima kali lipat di kuartal III 2019


Wenas menyatakan inovasi ini guna menjawab permintaan, ketika lender mendapatkan pembayaran cicilan dari  penerima pinjaman (borrower) yang dicicil tidak menganggur. Apalagi Ia menyebut, lebih banyak jumlah lender dibandingkan borrower di platform Amartha.

“Semua itu berawal dari kebutuhan, misalnya bila ada re-payment (lender), sambil nunggu borrower, duitnya mau dikemanain? Duitnya kan nganggur dan mengendap. Mau diambilkan atau disalurkan supaya duit itu bekerja, itu kebutuhannya,” ujar Wenas di Jakarta pada Rabu (23/10).

Kendati demikian, Wenas menekankan bahwa bisnis Amartha tetap di peer to peer lending atau mempertemukan pemberi dan penerima pinjaman. Ia bilang, Amartha tidak mengelola dana lender ke dalam reksadana.

Oleh sebab itu, untuk inovasi ini, Amartha akan menggandeng pihak ketiga. Ia mengaku sudah menggandeng satu perusahaan aset manajemen dan agen penjual reksa dana tersebut.

“Agen Penjual Efek Reksa Dana (APERD)nya masih kita explore, kalau finalnya nanti tunggu ya. Kita masih short list, ada yang online dan gabungan konvensional dengan online atau hybrid,” tutur Wenas.

Baca Juga: Bunga kredit bank belum turun, bunga pembiayaan multifinance masih stabil

Ia menggambarkan inovasi ini nantinya akan secara otomatis menempatkan dana menganggur. Lantaran sebelumnya, sistem Amartha sudah mengetahui profil risiko lender dan menyesuaikan kepada instrumen reksadana yang ada.  Kendari demikian, Wenas menginginkan inovasi ini sudah dapat diluncurkan sebelum penghujung tahun ini. 

Asal tahu saja, hingga saat ini, Amartha sudah menyalurkan pinjaman senilai Rp 1,47 triliun sejak awal berdiri. Pinjaman tersebut telah disalurkan kepada 311.783 borrower perempuan.

Pinjaman ultra mikro tersebut memiliki tingkat keberhasilan pengembalian pinjaman (TWP) 90 hari di level 99,17%. Artinya hanya 0,83% dari total pinjaman yang disalurkan tidak kembali kepada lender.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi