JAKARTA. Pemerintah membutuhkan dana hingga Rp 7 triliun untuk mengambil alih 58,9% saham PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) dari investor Jepang. Sebelumnya, pemerintah melalui Pusat Investasi Pemerintah (PIP) telah menganggarkan Rp 2 triliun untuk pengambilan saham Inalum. Cuma, dana sebesar Rp 2 triliun itu masih kurang. Sebab, harga saham milik investor Jepang di Inalum ditaksir mencapai US$ 700 juta. Maka itu, pemerintah mengusulkan tambahan anggaran untuk pengambilalihan saham Inalum tersebut ke DPR. Hadiyanto, Dirjen Kekayaan Negara Kementerian Keuangan bilang, anggaran sebesar Rp 7 triliun tersebut juga diperlukan untuk menjamin modal kerja setelah Inalum kelak seluruh sahamnya dikuasai Indonesia. "Nah, dengan dana siaga tersebut diharapkan kegiatan produksi Inalum pasca-take over tetap berjalan seperti biasanya," kata Hadiyanto, kemarin.
Ambil alih Inalum butuh Rp 7 triliun
JAKARTA. Pemerintah membutuhkan dana hingga Rp 7 triliun untuk mengambil alih 58,9% saham PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) dari investor Jepang. Sebelumnya, pemerintah melalui Pusat Investasi Pemerintah (PIP) telah menganggarkan Rp 2 triliun untuk pengambilan saham Inalum. Cuma, dana sebesar Rp 2 triliun itu masih kurang. Sebab, harga saham milik investor Jepang di Inalum ditaksir mencapai US$ 700 juta. Maka itu, pemerintah mengusulkan tambahan anggaran untuk pengambilalihan saham Inalum tersebut ke DPR. Hadiyanto, Dirjen Kekayaan Negara Kementerian Keuangan bilang, anggaran sebesar Rp 7 triliun tersebut juga diperlukan untuk menjamin modal kerja setelah Inalum kelak seluruh sahamnya dikuasai Indonesia. "Nah, dengan dana siaga tersebut diharapkan kegiatan produksi Inalum pasca-take over tetap berjalan seperti biasanya," kata Hadiyanto, kemarin.