Ambil pinjaman valas, bank pertimbangan ini



KONTAN.CO.ID - Perbankan masih berpikir dua kali sebelum mengambil pinjaman valas. Sejumlah hal menjadi pertimbangan, termasuk besaran bunga dan kebutuhan pendanaan berupa valas.

Sekretaris Perusahaan PT Bank Mandiri Tbk Rohan Hafas menyebut, pihaknya belum memutuskan untuk mengambil pinjaman valas ke depan.

Menurutnya, Bank Mandiri masih mengandalkan dari dana pihak ketiga (DPK) untuk pendanaan. "Mungkin nanti kami akan mengambil pinjaman valas, jika ada opsi mengganti portofolio yang lebih murah," kata Rohan, Rabu (6/9).


Untuk pendanaan di luar DPK atau dana wholesale, tahun depan  Bank Mandiri akan menjajaki penerbitan global bond.

Sementara, Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) Achmad Baiquni mengatakan, pinjaman valas diambil sesuai dengan kebutuhan pendanaan bank dalam mata uang asing.

"Sesuai jangka waktu, selain itu kami juga sesuaikan pinjaman dengan bunga yang ditawarkan oleh lembaga keuangan peminjam," katanya, Rabu (6/9).

Sebelumnya, 22 Agustus 2017, BNI telah mendapatkan pinjaman dana sebesar US$ 500 juta atau Rp 6,6 triliun (kurs US$ 1=Rp 13.333). Pinjaman itu berasal dari enam perbankan global. Pinjaman akan digunakan untuk menyalurkan kredit ke debitur eksportir dan pembiayaan cabang luar negeri.

Selain pinjaman valas, untuk meningkatkan wholesale funding, BNI juga akan menjajaki opsi obligasi dan valas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini