JAKARTA. PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) baru saja mendapat pinjaman dari sindikasi 20 bank senilai US$ 500 juta. Utang yang tergolong besar tersebut digunakan untuk refinancing sebesar US$ 200 juta dan US$ 300 juta untuk belanja modal (capital expenditure) dan modal kerja (working capital) perseroan. Ong Mei San, Direktur CPIN meyakini bahwa utang yang baru dipinjam tersebut tidak akan membahayakan posisi keuangan perusahaan. Dia bilang pihaknya tetap menerapkan konsep kehati-hatian dalam menjalankan usahanya dan pinjaman ini belum tentu akan terpakai secara penuh dalam waktu dekat. "Namun jika pinjaman ini terpakai seluruhnya, pun finansial CPIN masih sehat dan kuat. Debt to Equity Ratio hanya mencapai 0,68 kali dan debt dibagi EBITDA 1,5 kali. Sebuah level yang relatif rendah," pungkas Mei, Senin (21/10). Jika menengok laporan keuangan CPIN paruh pertama, perseroan memiliki total utang sebesar Rp 4,825 triliun. Rinciannya utang jangka pendek Rp 2,51 triliun dan utang jangka panjang Rp 2,313 triliun. Sementara ekuitas perseroan sebesar Rp 8,95 triliun. Adapun EBITDA perseroan sebesar Rp 2,49 triliun. Kemudian, pendapatan CPIN selama enam bulan pertama tahun 2013 sebesar Rp 11,98 triliun dengan laba bersih Rp 1,529 triliunCek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Ambil utang US$ 500 juta, CPIN mengklaim aman
JAKARTA. PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) baru saja mendapat pinjaman dari sindikasi 20 bank senilai US$ 500 juta. Utang yang tergolong besar tersebut digunakan untuk refinancing sebesar US$ 200 juta dan US$ 300 juta untuk belanja modal (capital expenditure) dan modal kerja (working capital) perseroan. Ong Mei San, Direktur CPIN meyakini bahwa utang yang baru dipinjam tersebut tidak akan membahayakan posisi keuangan perusahaan. Dia bilang pihaknya tetap menerapkan konsep kehati-hatian dalam menjalankan usahanya dan pinjaman ini belum tentu akan terpakai secara penuh dalam waktu dekat. "Namun jika pinjaman ini terpakai seluruhnya, pun finansial CPIN masih sehat dan kuat. Debt to Equity Ratio hanya mencapai 0,68 kali dan debt dibagi EBITDA 1,5 kali. Sebuah level yang relatif rendah," pungkas Mei, Senin (21/10). Jika menengok laporan keuangan CPIN paruh pertama, perseroan memiliki total utang sebesar Rp 4,825 triliun. Rinciannya utang jangka pendek Rp 2,51 triliun dan utang jangka panjang Rp 2,313 triliun. Sementara ekuitas perseroan sebesar Rp 8,95 triliun. Adapun EBITDA perseroan sebesar Rp 2,49 triliun. Kemudian, pendapatan CPIN selama enam bulan pertama tahun 2013 sebesar Rp 11,98 triliun dengan laba bersih Rp 1,529 triliunCek Berita dan Artikel yang lain di Google News