KONTAN.CO.ID-JAKARTA. PT Bank Tabungan Negara Tbk (
BBTN) memiliki ambisi untuk membentuk Bank Syariah terbesar ke-2 di Indonesia melalui Unit Usaha Syariahnya (UUS), BTN syariah. Direktur Utama Bank Tabungan Negara, Nixon L.P. Napitupulu mengatakan ambisi tersebut akan diwujudkan setelah proses pemisahan atau
spin off dari UUS BTN rampung yang ditargetkan pada tahun 2024 mendatang. "Setelah memenuhi aturan POJK yang mengharuskan spin off (UUS), baru nanti kami akan lakukan akuisisi dengan target bank yang kami bidik. Kami punya harapan dan target menjadi bank terbesar syariah terbesar nomor 2 di Indonesia," kata Nixon dalam Public Expose, Rabu (29/11).
Baca Juga: Pembiayaan BTN Syariah Telah Tumbuh 17,5% Lebih lanjut Nixon menyebut, hal pertama yang dilakukan untuk melakukan spin off BTN Syariah yakni harus memiliki aset minimal sebesar 50% dari aset induknya yakni BTN. Sementara saat ini, aset BTN Syariah tercatat sebesar Rp 48,41 triliun per September 2023, atau naik 17,26% YoY. "Perkiraan kami Desember sudah 50 triliun (aset UUS), " kata Nixon.
Setelah syarat aset untuk spin off terpenuhi, barulah BTN akan memisahkan diri dari anak usaha syariahnya BTN syariah. Setelah proses tersebut selesai, maka BTN akan membentuk satu bank syariah.
Dus, salah satu jalan yang dipilih untuk membentuk satu bank syariah ini adalah dengan akuisisi bank lain. Memang kabar sebelumnya terkait
spin off dan akuisisi, BTN Syariah akan masuk ke PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI), namun Nixon menyebut pihaknya memiliki opsi lain.
Baca Juga: Intip Rekomendasi Saham BBTN yang Dikabarkan Mau Mengakuisisi Bank Muamalat Setidaknya, Nixon menjelaskan ada tiga jalan yang bisa ditempuh untuk membentuk bank umum syariah
pertama adalah membentuk satu bank syariah yang berdiri sendiri. Namun kata Nixon untuk melakukan hal tersebut butuh waktu yang sangat panjang dan pengurusan izin yang banyak ke regulator terkait produk bank, mengingat hal tersebut sama saja dengan membentuk bank umum syariah dari awal awal lagi.
Editor: Noverius Laoli