Ambisi Elon Musk, Tesla akan Meluncurkan Layanan Ride Hailing Mobil Tanpa Pengemudi



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Elon Musk, CEO Tesla, baru-baru ini mengumumkan bahwa perusahaannya berencana meluncurkan layanan ride-hailing berbasis kendaraan otonom dalam waktu dekat, mirip dengan Uber, di dua negara bagian yang ramah terhadap teknologi mobil tanpa pengemudi, yaitu California dan Texas.

Mengutip qz.com, langkah ini merupakan bagian dari strategi ambisius Tesla untuk mendominasi pasar kendaraan otonom dan menciptakan jaringan robotaxi yang akan merevolusi cara kita bepergian.

Rencana Peluncuran Layanan Ride-Hailing di California dan Texas

Dalam panggilan konferensi pendapatan kuartal ketiga Tesla, Elon Musk mengungkapkan bahwa perusahaan tersebut telah lama mempertimbangkan peluncuran layanan ride-hailing. Menurut Musk, Tesla berharap untuk memulai layanan ini di California dan Texas pada tahun depan.


Baca Juga: Pemilik Tesla Cybertruck Buktikan Apakah Benar Antipeluru, Hasilnya Mengejutkan

Meskipun demikian, ia mengakui bahwa tantangan terbesar terletak pada proses persetujuan di California, di mana regulator biasanya membutuhkan waktu lebih lama untuk memberikan izin terhadap penggunaan teknologi baru ini.

Di sisi lain, Musk percaya bahwa jaringan ride-hailing Tesla "pasti" akan tersedia di Texas pada tahun depan, serta mungkin di beberapa negara bagian lainnya.

Optimisme vs Realita: Jadwal Peluncuran yang Ambisius

Musk dikenal dengan perkiraannya yang sering terlalu optimis mengenai jadwal peluncuran teknologi baru. Kali ini, ia menyebutkan bahwa Tesla akan meluncurkan kendaraan Model Y dan Model 3 yang dilengkapi dengan mode Full Self-Driving (FSD) yang sepenuhnya otonom dan tidak memerlukan pengawasan manusia pada tahun depan.

Adapun kendaraan lain, seperti Model S, Model X, dan Cybertruck, akan menyusul di kemudian hari. Namun, meskipun ambisi ini terdengar menjanjikan, sejarah menunjukkan bahwa realisasi teknologi ini seringkali mengalami keterlambatan.

Tesla saat ini juga menjalankan jaringan rideshare internal untuk karyawan di fasilitas mereka di Bay Area, California. Kendaraan yang digunakan adalah model yang ada, tetapi masih dengan pengemudi di belakang kemudi.

Selain itu, Palo Alto, California, sedang dalam pembicaraan untuk menggunakan robotaxi yang baru diungkapkan oleh Tesla dalam program rideshare mereka, meskipun produksi kendaraan ini baru direncanakan dimulai pada tahun 2026.

Baca Juga: Pemilik Mobil Tesla Ini Beberkan Kondisi Kendaraannya Setelah Menempuh 300.000 Km

Jaringan Robotaxi Tesla: Potensi Ekonomi yang Besar

Musk menggambarkan jaringan robotaxi Tesla sebagai kombinasi antara Airbnb dan Uber. Jaringan ini diharapkan mampu membuka peluang pasar bernilai lebih dari US$10 triliun.

Tasha Keeney, Direktur Analisis Investasi di Ark Investment Management, mengonfirmasi bahwa peluncuran layanan ride-hail otonom akan menjadi langkah besar yang dapat mengubah industri transportasi global.

Namun, terlepas dari potensi besar ini, Tesla harus menghadapi berbagai tantangan regulasi, terutama di California, yang memiliki sejarah ketat dalam hal keselamatan kendaraan otonom. Selain itu, Tesla juga dihadapkan pada sejumlah litigasi dan penyelidikan terkait teknologi otonom mereka, yang berpotensi memperlambat kemajuan perusahaan.

Tantangan Regulasi dan Penyelesaian Hukum

Teknologi otonom Tesla telah lama menjadi subjek penyelidikan oleh regulator federal. Baru-baru ini, Administrasi Keselamatan Lalu Lintas Jalan Raya Nasional (NHTSA) meluncurkan penyelidikan baru setelah salah satu kendaraan Tesla yang dilengkapi dengan Full Self-Driving (FSD) menabrak pejalan kaki hingga tewas.

NHTSA juga membuka lebih dari 50 investigasi kecelakaan khusus yang terkait dengan teknologi Autopilot Tesla. Sejak 2021, lebih dari 1.200 kecelakaan terkait Autopilot telah dilaporkan ke NHTSA, dengan lebih dari 200 kecelakaan dan 29 kematian yang dikaitkan langsung dengan perangkat lunak tersebut.

Baca Juga: Apakah Tesla akan Membuat Ponsel? Spekulasi Terbaru Setelah Pernyataan Elon Musk

Selain itu, Tesla juga dituduh melakukan iklan palsu oleh Departemen Kendaraan Bermotor California terkait dengan klaim pemasaran mereka tentang teknologi Autopilot dan FSD. Departemen Kehakiman Amerika Serikat juga membuka penyelidikan terhadap klaim Tesla dan Musk tentang teknologi otonom mereka.

Gugatan hukum terkait insiden yang melibatkan teknologi bantuan pengemudi Tesla sedang berlangsung di pengadilan federal dan negara bagian, dengan salah satu kasus terbaru melibatkan kematian Landon Emrby, seorang pengendara sepeda motor yang tewas setelah kendaraan Model 3 Tesla yang menggunakan Autopilot menabrak motornya.

Selanjutnya: Wapres Gibran Tinjau Proyek LRT Jakarta Fase 1B, Diperkirakan akan Beroperasi 2027

Menarik Dibaca: The Shadow Strays Masuk Film Non-English Netflix Top 10 di 85 Negara

Editor: Handoyo .