KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dewan keamanan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) gagal membuat resolusi untuk menghentikan perang di Jalur Gaza. Dewan Keamanan PBB menggelar pemungutan suara untuk membuat resolusi agar Israel menghentikan perang di Jalur Gaza. Pada pemungutan suara tersebut Sebanyak tiga belas anggota Dewan Keamanan PBB memberikan suara mendukung rancangan resolusi yang diajukan oleh Uni Emirat Arab, sementara Inggris abstain.
Hanya Amerika Serikat yang menyatakan menolak resolusi dengan menggunakan hak veto-nya, sehingga membuat negara tersebut terisolasi secara diplomatis di dewan yang beranggotakan 15 orang. Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi kecewa dengan kegagalan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa Bangsa untuk membuat resolusi genjatan senjata antara tentara pendudukan Israel dan Pejuang Hamas di Jalur Gaza Palestina. Menlu Retno Marsudi sangat menyesalkan kegagalan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) dalam mengadopsi resolusi gencatan senjata kemanusiaan di Gaza Palestina tersebut. "Meskipun lebih dari 102 negara, termasuk Indonesia, ikut mensponsori resolusi tersebut," kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi seperti diunggah di akun Twitter resmi Kementerian Luar Negeri Indonesia Sabtu (9/12).
Padahal sebelumnya negara-negara Islam yang tergabung dalam Organisasi Kerjasama Islam (OKI) telah melakukan pendekatan dan lobi-lobi khusus ke negara-negara yang berpengaruh di Dewan Keamanan PBB.
Pada awal hingga medio November 2023 lalu, Menlu Retno Marsudi bersama dengan Menlu dari negara-negara Islam, seperti Uni Emirat Arab, Mesir, secara khusus mendatangi China dan Rusia untuk mendapatkan dukungan dari negara negara pemilik hak veto di Dewan Keamanan PBB. Selain itu, saat ini China merupakan negara yang menjabat sebagai presidensi atau keketuaan di Dewan Keamanan PBB, sehingga memiliki pengaruh kuat untuk membuat keputusan penting menyelamatkan rakyat Palestina yang sedang di tindas oleh tentara pendudukan Israel.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mencela sikap Amerika Serikat dengan menyebut sebagai mimpi buruk kemanusiaan yang semakin besar. Guterres seperti dikuti kantor berita
Reuters menyatakan bahwa tidak ada tempat di Gaza yang aman bagi warga sipil, beberapa jam sebelum AS memveto resolusi Dewan Keamanan yang didukung oleh sebagian besar anggotanya yang menyerukan gencatan senjata kemanusiaan di Gaza.
Sementara Wakil Duta Besar Amerika Serikat untuk PBB Robert Wood berdalih, "Kami tidak mendukung seruan resolusi ini untuk gencatan senjata yang tidak berkelanjutan yang hanya akan menjadi benih bagi perang berikutnya."
Editor: Syamsul Azhar