NEW YORK. Pemerintah AS meningkatkan estimasi harga minyak mentah untuk 2011 sebesar US$ 1 sebarel. Langkah ini dilakukan terkait proyeksi pertumbuhan ekonomi global yang menunjukkan adanya indikasi peningkatan permintaan minyak sehingga mengurangi cadangan minyak AS. Menurut laporan Departemen Energi AS bertajuk Short-Term Energy Outlook, minyak jenis West Texas Intermediate akan berada di kisaran US$ 83 sebarel tahun depan. Angka tersebut naik dari prediksi September yang mematok harga US$ 82. Estimasi itu juga meliputi asumsi kalau OPEc akan meningkatkan produksinya seiring kenaikan harga minyak. Laporan tersebut juga menulis, harga minyak akan naik 6,5% di 2011 dari proyeksi rata-rata tahun ini sebesar US$ 77,97. Catatan saja, sejauh ini, harga rata-rata minyak mentah mencapai US$ 77,90 sebarel di New York. "Harga minyak dunia diprediksi akan naik secara bertahap seiring pertumbuhan ekonomi global membuat naiknya permintaan minyak dan berkurangnya suplai OPEC di 2011," jelas Energy Information Administration.
Amerika naikkan prediksi harga minyak tahun depan
NEW YORK. Pemerintah AS meningkatkan estimasi harga minyak mentah untuk 2011 sebesar US$ 1 sebarel. Langkah ini dilakukan terkait proyeksi pertumbuhan ekonomi global yang menunjukkan adanya indikasi peningkatan permintaan minyak sehingga mengurangi cadangan minyak AS. Menurut laporan Departemen Energi AS bertajuk Short-Term Energy Outlook, minyak jenis West Texas Intermediate akan berada di kisaran US$ 83 sebarel tahun depan. Angka tersebut naik dari prediksi September yang mematok harga US$ 82. Estimasi itu juga meliputi asumsi kalau OPEc akan meningkatkan produksinya seiring kenaikan harga minyak. Laporan tersebut juga menulis, harga minyak akan naik 6,5% di 2011 dari proyeksi rata-rata tahun ini sebesar US$ 77,97. Catatan saja, sejauh ini, harga rata-rata minyak mentah mencapai US$ 77,90 sebarel di New York. "Harga minyak dunia diprediksi akan naik secara bertahap seiring pertumbuhan ekonomi global membuat naiknya permintaan minyak dan berkurangnya suplai OPEC di 2011," jelas Energy Information Administration.