Amerika Serikat (AS) masih tolak perundingan dagang fase pertama dengan China



KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Pemerintah Amerika Serikat (AS) menolak pernyataan China yang berencana kembali melakukan perundingan perdagangan tahap pertama. Sebelumnya Menteri Perdagangan China mengungkapkan, bakal menggelar perundingan dengan Negeri Tirai Bambu dalam beberapa hari ke depan untuk mengevaluasi perkembangan perjanjiannya. 

Melansir Reuters, Jumat (21/8), Juru Bicara Menteri Perdagangan China Gao Feng sempat memberi komentar terkait diskusi ini yang direncanakan akan dilaksanakan secara daring. Namun, ia tak merinci kapan pelaksananya. 

Asal tahu, perundingan ini sejatinya dilaksanakan pada 15 Agustus 2020 lalu, namun ditunda oleh Presiden AS Donald Trump. Adapun sumber Reuters bilang, belum ada jadwal pengganti atas perundingan tersebut.


Baca Juga: Laut China Selatan: Hubungan Vietnam-China di ujung tanduk

Kantor Perwakilan Dagang dan Departemen Keuangan AS, tak menanggapi saat dikonfirmasi terkait peninjauan ulang rencana tersebut. Serupa Penasihat Keuangan Gedung Putih Laary Kudlow ogah berkomentar, namun dia menyebut bahwa Trump tetap terlibat dengan Beijing dalam kesepakatan perdagangan tahap pertama.

Di sisi lain, pembelian barang AS oleh China juga belum tumbuh, apalagi buat mengejar target tahun pertama senilai US$ 77 miliar yang ditentukan dalam kesepakatan sebelumnya. Meski demikian, dalam beberapa minggu terakhir China terus meningkatkan belanja produk pangan dari Negeri Paman Sam.

Sementara Trump dalam sebuah pernyataannya mengakui sedang tak ingin berurusan dengan China saat ini, khususnya soal perundingan dagang. Saat kampanye, ia bahkan kerap melontarkan pernyataan akan makin memperketat sanksi dagang terhadap Negeri Tirai Bambu. Ini juga termasuk soal sejumlah sanksi dan keamanan terkait aplikasi Tik Tok.

Baca Juga: Buntut UU Keamanan Nasional, AS akhiri tiga kesepakatan dengan Hong Kong! Ini dia

Kepada pendukungnya di Pennsylvania, Trump juga bilang akan membebankan pajak. Lebih berat buat perusahaan AS yang mempekerjakan orang China. Niatnya agar warga AS kembali dapat pekerjaan. 

“Dan jika mereka tidak melakukannya, kami akan mengenakan tarif kepada perusahaan-perusahaan tersebut, dan mereka akan membayar kami lebih banyak,” pungkas Trump.

Editor: Anna Suci Perwitasari