Amerika Serikat Batasi Investasi di Perusahaan Teknologi China



KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden tengah menggodok langkah-langkah untuk membatasi investasi AS di perusahaan teknologi China di tengah ketegangan politik yang meningkat. 

Departemen Perdagangan AS dapat memberlakukan pembatasan lebih lanjut pada chip yang digunakan untuk komputasi kecerdasan buatan. Di antara opsi yang dibahas adalah pembentukan sistem yang akan memberi pemerintah wewenang untuk memblokir investasi langsung.

Dilansir dari Bloomberg, Minggu (4/9), seorang sumber mengatakan, pembatasan investasi kemungkinan datang dari pemerintah eksekutif. Diperkirakan Biden akan menandatangai kebijakan tersebut dalam beberapa bulan mendatang. 


Baca Juga: Dibebani Sentimen Global, Simak Proyeksi Pergerakan Rupiah Senin (5/9)

Sumber itu juga menyatakan bahwa Departemen Perdagangan AS dapat memberlakukan pembatasan lebih lanjut pada chip yang digunakan untuk komputasi kecerdasan buatan.

Pada saat yang sama, dikabarkan Gedung Putih juga tengah berdiskusi dengan Kongres tentang undang-undang yang mengharuskan perusahaan untuk mengungkapkan terlebih dahulu kemungkinan investasi di industri China. 

Orang tersebut menunjukkan bahwa perintah eksekutif adalah bagian dari strategi yang lebih luas. Hal ini menunjukkan bahwa AS baru-baru ini membatasi penjualan semikonduktor ke China dan Rusia. 

Bulan lalu, Biden menandatangani undang-undang persaingan luas yang mencakup sekitar US$ 52 miliar untuk mendukung penelitian dan pengembangan semikonduktor domestik.

Gedung Putih menolak berkomentar pada Jumat malam. Seorang perwakilan TikTok juga tidak segera menanggapi permintaan komentar.

Departemen Perdagangan berharap adanya pembaruan langkah-langkah untuk melindungi data Amerika dari aplikasi milik asing pada akhir tahun. 

Pengawasan pemerintah kepada perusahaan - perusahaan AS semakin meningkat. Khususnya terhadap perusahaan yang menjual produk - produknya ke China, mulai dari produsen dan konsumen yang menjadi pembeli chip terbesar. 

Baca Juga: Buat Marah China, AS Setujui Potensi Penjualan Senjata Senilai US$ 1,1 M ke Taiwan

Washington telah memperketat pembatasan penjualan ke negara itu, dengan alasan risiko keamanan. Kebijakan tersebut membuat khawatir industri dalam negeri. 

Nvidia Corp misalnya, mengatakan aturan baru tentang ekspor beberapa chip kecerdasan buatan dapat mempengaruhi pendapatan mereka bernilai ratusan juta dolar.

Beberapa sumber mengatakan, kehadiran kebijakan tersebut untuk mengatasi beberapa kekhawatiran dalam Undang-Undang Pertahanan Kemampuan Kritis Nasional yang diperkenalkan oleh para Senator John Cornyn dan seorang Demokrat Bob Casey. 

AS tengah berupaya mengeluarkan China dari industri semikonduktor melalui kebijakan baru. Kebijakan ini terkonsentrasi pada pemilihan perusahaan individu seperti Huawei Technologies Co. dan SMIC yang dituduh sebagai ancaman terhadap keamanan nasional. Kedua perusahaan membantah tuduhan tersebut.

Editor: Herlina Kartika Dewi