Amerika Serikat Menggandeng Cile Demi Pasokan Litium



KONTAN.CO.ID - LA NEGRA. Amerika Serikat akan menambah impor litium dari Cile. Impor ini dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan baterai kendaraan listrik. 

Menteri Keuangan Amerika Serikat Janet Yellen, dalam kunjungan ke Albemarle di La Negra, Sabtu (2/3) mengatakan, permintaan energi ramah lingkungan bisa meningkatkan peluang investasi global US$ 3 triliun hingga 2050. 

Kesepakatan Cile dan AS, menurut Yellen, bisa menguntungkan kedua negara dan meningkatkan keamanan pasokan energi. Dalam UU pengendalian inflasi, AS memandatkan mengurangi ketergantungan berlebihan pada bahan baku strategis asal China, termasuk komoditas mineral. 


Baca Juga: Data Ekonomi AS Tertekan, Mata Uang Regional Berpeluang Rebound?

Yellen mengatakan, AS sangat ingin memperbanyak produksi dalam negeri dan mencari sumber mineral, seperti litium, yang dibutuhkan untuk menggerakan kendaraan listrik. 

"Kami ingin memperoleh mineral dari mitra perdagangan bebas kami, terutama negara seperti Cile, yang memproduksi mineral dengan sensitivitas lingkungan tinggi dan memiliki agenda iklim kuat," kata Yellen, dikutip Reuters. 

Beli lebih banyak

Peningkatan pembelian litium kemungkinan meningkatkan posisi AS sebagai pembeli litium terbesar di Cile, setelah China. Selama ini, China merupakan pasar ekspor litium utama Cile. 

Baca Juga: Racikan Tepat Obligasi Menjadi Kunci Kinerja Reksadana Pendapatan Tetap

Yellen menegaskan pembelian ini bukan untuk menghalangi perdagangan Cile dengan China, tapi murni ingin memperbesar perdagangan dengan Cile.

"Saya tidak bisa memberi tahu jumlahnya, tapi saya membayangkan kami akan memperluas secara substansial pembelian kami dari Cile," terang Yellen. 

AS cukup tertarik bekerjasama dengan Cile sebagai produsen tembaga terbesar dunia dan produsen litium terbesar kedua di dunia. Dua komoditas ini menjadi komponen penting bagi masa depan transisi ekosistem ramah lingkungan. 

Yellen mencatat, permintaan tembaga akan meningkat dua kali lipat pada 2035, karena logam tersebut diperlukan untuk banyak hal. Mulai dari kendaraan listrik hingga turbin angin lepas pantai, serta jaringan transmisi.

Cile juga memiliki 30% pangsa pasar global dan cadangan litium terbesar. Cile menjadi produsen litium terbesar kedua di dunia.

Permintaan litium diperkirakan mengalami peningkatan sebesar tiga kali lipat pada 2030. Litium antara lain digunakan untuk penyimpanan energi, seperti baterai kendaraan listrik.

Menteri Keuangan Cile Mario Marcel juga bilang ingin mengoperasikan tiga atau empat proyek litium baru pada 2026. 

Baca Juga: PMI Manufaktur RI Turun Pada Februari 2024 Turun, Ini Kata Kemenkeu

Editor: Avanty Nurdiana