Amman Mineral (AMMN) Membidik Target Jumbo, Produksi Emas Bisa Naik 2 Kali Lipat



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah mencetak rekor produksi di 2023, PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) mengincar kenaikan produksi yang lebih fantastis di tahun ini, baik untuk tembaga, emas hingga konsentrat. 

Presiden Direktur Alexander Ramlie mengatakan, AMMN mengincar produksi emas mencapai 1.009.000 ons, produksi tembaga sebanyak 456 juta pon dan produksi konsentrat 833.000 metrik ton kering untuk tahun ini. 

"Target produksi ini akan didorong oleh bijih segar berkadar tinggi dari Fase 7 yang akan ditambang dan diproses," kata pria yang akrab dipanggil Alex ini, Rabu (27/3). 


Target produksi emas yang mencapai 1.009.000 ons ini naik lebih dari dua kali lipat ketimbang produksi tahun lalu yang mencapai 463.000 ons. Sedangkan target produksi tembaga melesat 46% dari produksi tahun lalu yang menembus 312 juta ton. Sedangkan target produksi konsentrat naik 54% dari 541.893 metrik ton kering.

Alex mengatakan, panduan kinerja itu diarahkan pada volume logam dibandingkan volume konsentrat. Karena pendapatan AMMN didorong oleh kandungan logam dalam konsentrat. 

Baca Juga: Butuh Modal Ekspansi, Amman Mineral (AMMN) Siapkan Capex US$ 2 Miliar

Produksi tembaga emiten Grup Salim mencapai 312 juta pon dengan volume penjualan mencapai 304 juta pon selama 2023. Kemudian, produksi emas AMMN mencapai 463.000 ons dengan volume penjualan 455.000 ons. 

Produksi konsentrat tahun lalu mencapai 541.893 metrik ton kering dengan volume penjualan 548.313 metrik ton kering.

Alex bilang kuartal IV-2023 merupakan periode kinerja terkuat AMMN di 2023. AMMN memproduksi sekitar 198.000 metrik ton kering konsentrat tembaga atau mewakili 36% total produksi sepanjang 2023. 

Namun manajemen AMMN mengakui 2023 merupakan tahun yang penuh tantangan. Sebab emiten pertambangan bahan baku ini harus menghadapi kondisi cuaca buruk dan kerumitan operasional akibat curah hujan yang tinggi. 

"Dalam tujuh bulan pertama di 2023 terjadi akumulasi lumpur yang signifikan akibat tingginya debit air di dasar lubang tambang, yang berdampak pada kualitas, volume dan stabilitas bijih," tandasnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati