Amnesty: Negara kaya amankan vaksin corona hampir 3 kali lipat dari populasi mereka



KONTAN.CO.ID - PARIS. Negara-negara kaya telah mendapatkan cukup vaksin virus corona baru untuk melindungi populasi mereka hampir tiga kali lipat pada akhir 2021, Amnesty International mengatakan. Kemungkinan merampas hak miliaran orang di negara-negara yang lebih miskin.

Inggris menyetujui vaksin Covid-19 buatan Pfizer bulan ini, meningkatkan harapan bahwa gelombang pasang dapat segera berbalik melawan virus corona yang telah menewaskan hampir 1,5 juta orang secara global, menghancurkan ekonomi dunia, dan mengubah kehidupan normal.

Amnesty International dan organisasi lain termasuk Frontline AIDS, Global Justice Now, dan Oxfam mendesak pemerintah dan industri farmasi untuk mengambil tindakan guna memastikan kekayaan intelektual vaksin virus corona dibagikan secara luas.


Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga telah berulang kali meminta negara-negara untuk membuat vaksin yang melindungi dari virus corona sebagai "barang publik".

Baca Juga: Kasus kedua di dunia, 4 singa di Spanyol terjangkit virus corona

"Hampir 70 negara miskin hanya akan bisa memvaksinasi 1 dari 10 orang pada tahun depan, kecuali jika tindakan segera diambil," kata Amnesty International, Rabu (9/12), seperti dikutip Reuters.

"Data terbaru menunjukkan, negara kaya yang mewakili hanya 14 persen dari populasi dunia telah membeli 53 persen dari semua vaksin yang paling menjanjikan sejauh ini," ujar Amnesty International.

Amnesty International menyebutkan, Kanada adalah negara yang paling banyak membeli vaksin virus corona, dengan dosis yang cukup untuk memvaksinasi setiap orang di negaranya sebanyak lima kali.

Karena itu, Amnesty International mendesak dukungan untuk proposal yang Afrika Selatan dan India ajukan kepada Dewan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) untuk melepaskan hak kekayaan intelektual vaksin, tes, dan perawatan Covid-19.

Selanjutnya: UEA mengatakan vaksin Sinopharm memiliki kemanjuran 86% melawan COVID-19

Editor: S.S. Kurniawan