Ampas teh dan kopi pun bisa disulap jadi lukisan nan indah



KONTAN.CO.ID - Tingginya konsumsi teh ini tentu berbanding lurus dengan produksi limbah ampas teh. Keprihatinan itulah yang mendorong Rendy Prayogi seorang pemuda asal Medan berkreasi dengan ampas teh. Lewat tangan kreatifnya, Rendy berhasil membuat aneka produk dari ampas teh.

Kerajinan ini bermula sekitar tahun 2012, saat dia menjalankan program pemberdayaan masyarakat di sebuah desa di Medan. Banyaknya ampas teh menginspirasinya untuk membuat lukisan.

Pria yang kini meneruskan kuliah S2 di Jakarta tersebut awalnya memang memproduksi lukisan dari ampas teh. Namun, seiring berjalannya waktu, Rendy mengembangkan produk lain, seperti celengan, kotak tisue, bingkai foto, tempat pensil, cermin dan aneka suvenir.


Untuk lukisan ampas teh dibanderol mulai Rp 250.000 sampai jutaan rupiah, sedangkan untuk celengan harganya mulai Rp 50.000-Rp 150.000 dan untuk produk lainnya dibanderol mulai Rp 30.000.  

Ia mengatakan jika sedang ramai pesanan, dalam sebulan bisa menerima 50 lukisan sketsa wajah, belum ditambah pesanan produk lainnya. Produk favorit yang kerap dipesan pelanggan adalah lukisan sketsa wajah dan celengan. Rendy bilang sketsa wajah juga bisa diaplikasikan pada celengan.

Pembeli produk ampas teh buatan Rendy datang dari seluruh wilayah Indonesia, terutama di wilayah Sumatra dan Jabodetabek. Tak hanya pasar dalam negeri yang melirik hasil karyanya, lukisan ampas teh buatan Rendy juga dilirik pecinta seni mancanegara.

Beberapa negara seperti Malaysia, Singapura, Inggris dan Prancis juga pernah memesan produknya.  "Konsumen mancanegara beberapa saya dapat dari pameran. Kalau yang dari Chelsea (Inggris) itu dari Instagram. Di sana ada event minum teh dan mereka pesan suvenir dari ampas teh di saya," ungkap Rendy.

Meski produk kreatifnya sudah melanglang buana,  Rendy tetap tak berhenti berinovasi. Ia terus mencoba mengkombinasikan bahan yang dipakainya. Sejak beberapa tahun lalu, ia mengombinasikan ampas teh dengan ampas kopi dan serbuk kayu.

Tahun lalu, Rendy malah menggunakan ampas kunyit sebagai tambahan bahan lukisannya. "Dengan menambah bahan itu, warna yang dihasilkan lukisan saya lebih beragam. Sekarang saya kombinasikan juga dengan limbah kulit telur," paparnya.

Rendy juga kerap mengadakan pelatihan dari kampung ke kampung saat masih di Sumatra Utara. Dengan membagi pelatihan keterampilan tersebut, ia berharap bisa meningkatkan perekonomian masyarakat di sana.  "Saya rutin membuat pelatihan, membagi keterampilan ini untuk ibu-ibu, siapa tau bisa bantu nambah penghasilan mereka," pungkas Rendy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Johana K.