Setelah sukses di dalam negeri, Amril kini ingin rendang buatannya juga merambah pasar ekspor. Ia pun mulai membuka jaringan pemasaran di luar negeri, dengan membidik pelajar dan pekerja Indonesia yang menetap di negeri orang. setelah hampir delapan tahun berjalan, kini Amril telah sukses membesarkan usahanya. Produk rendang kemasannya kini telah merambah berbagai daerah di Indonesia. Dengan didukung 60 agen, produk rendangnya kini telah merambah wilayah Aceh, Pekanbaru, Balikpapan, Bali, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Jabodetabek.
Ia pun berambisi untuk terus memperluas jaringan agennya. "Akhir tahun ini kami targetkan sudah memiliki 200 agen di kota-kota besar di seluruh Indonesia," ujar Amril. Selain serius menggarap pasar dalam negeri, ia juga bertekad memasarkan rendangnya hingga ke luar negeri. Idenya berawal saat ia mengikuti pameran makanan halal di Malaysia. Saat itu, menurutnya, ada seorang pengusaha Malaysia yang tertarik memasarkan rendang Restu Mande ke Timur Tengah. Namun, pengusaha tersebut menolak menggunakan merek dagang Restu Mande. Amril pun enggan bekerja sama. Ia ingin Restu Mande juga dikenal di pasar dunia sebagai produk Indonesia. "Kalau orang lain bisa menjual ke sana, saya pun pasti bisa," tutur Amril. Untuk mendukung ekspor tersebut, ia sudah mulai membenahi kualitas produknya, terutama dalam hal kemasan. Selain desainnya dibuat lebih menarik, kemasannya juga terdiri dari tiga lapis. Setelah dibungkus vakum lalu dilapisi
aluminium foil dan karton. Kemasan itu disertai juga penjelasan dalam tiga bahasa, yakni bahasa Indonesia, bahasa Inggris, dan bahasa Arab. Ia juga gencar melakukan inovasi produk. Selain rendang sapi rasa
hot (pedas) dan
original (tidak terlalu pedas), ia juga membuat rendang dengan bahan daging lainnya. Rencananya, Juni mendatang, ia akan memasarkan rendang ayam dan ikan. Amril berharap, berbagai terobosannya itu dapat diterima di pasar ekspor. Menurutnya, saat ini tinggal tersisa satu kendala yang menghambat keinginannya untuk mengekspor langsung rendangnya tersebut. Kendala itu terkait dengan masalah perizinan. "Saat ini kami sedang mengurus syarat yang diperlukan untuk mendapat izin ekspor," ujar Amril. Kendati belum bisa mengekspor langsung, ia pantang menyerah. Ia tetap berupaya mengenalkan rendangnya hingga ke luar negeri. Caranya, dengan membidik pelajar dan pekerja asal Indonesia yang menetap di luar negeri. Dengan cara itu, ia mengaku rendangnya sudah sampai ke sejumlah negara, seperti Amerika, Eropa, Australia, dan Hong Kong. Untuk lebih mengenalkan rendangnya di pentas dunia, ia menggandeng beberapa Perusahaan Jasa Tenaga Kerja Indonesia (PJTKI). "Wisatawan yang bepergian ke luar negeri juga kami tawari rendang ini untuk bekal di jalan," katanya. Ia juga memberikan keleluasaan bagi agennya untuk menjajakan rendang hingga ke luar negeri. Menurutnya, saat ini sudah ada satu agennya di Jakarta yang berniat memasarkan rendangnya ke Pakistan.
Kebetulan, ada seorang warga Pakistan yang mengajak kerja sama dengan si agen. Juli nanti, agen tersebut akan mendatangi Pakistan untuk memulai kerja sama. "Impian saya rendang Restu Mande bisa mendunia dan dikenal sebagai makanan khas Indonesia," ujarnya. (Selesai) Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tri Adi