AMRO Memangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi ASEAN+3



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kantor Riset Ekonomi Makro Kawasan ASEAN+3 (AMRO) memangkas perkiraan pertumbuhan ekonomi 2024 kawasan ASEAN plus China, Jepang, dan Korea Selatan. 

Kepala Ekonom AMRO Hoe Ee Khor menghitung, pertumbuhan ekonomi kawasan tersebut pada tahun ini akan sebesar 4,4% YoY, atau lebih rendah dari perkiraan 4,5% YoY dalam laporan sebelumnya.

Dalam konferensi pers yang digelar pada hari ini, Selasa (16/7) secara virtual, Khor juga memangkas proyeksi pertumbuhan 2024 negara-negara di ASEAN. Seperti, Kamboja, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, juga Thailand. 

  • Ekonomi Kamboja diprediksi tumbuh 5,6% YoY dari prediksi sebelumnya 6,2% YoY.
  • Proyeksi pertumbuhan Laos sebesar 4,5% YoY dari prediksi sebelumnya 4,7% YoY.
  • Ekonomi Myanmar diperkirakan tumbuh 1,8% YoY dari prediksi sebelumnya 3,2% YoY.
  • Ekonomi Filipina diyakini tumbuh 6,1% YoY dari prediksi sebelumnya 6,3% YoY. 
  • Ekonomi Singapura diperkirakan tumbuh 2,4% YoY dari prediksi sebelumnya 2,6% YoY.
  • Ekonomi Thailand diperkirakan tumbuh 2,7% YoY dari prediksi sebelumnya 2,9% YoY.

Baca Juga: Bank Indonesia Diperkirakan Pertahankan BI-Rate di Level 6,25%, Ini Alasannya

Sejumlah risiko memang membayangi potensi pertumbuhan kawasan ini. 

“Beberapa risiko yang kami ukur, akan memengaruhi potensi pertumbuhan ekonomi di kawasan ASEAN+3, terms geoeconomics fragmentasi, juga perubahan di perdagangan global,” terang Khor dalam konferensi pers tersebut. 

Khor memerinci beberapa risiko yang dimaksud. Pertama, peningkatan harga pengiriman dan harga komoditas yang stagnan, sehingga akan memengaruhi kondisi perdagangan. 

Kedua, kebijakan suku bunga acuan Bank Sentral Amerika The Federal Reserve (The Fed) yang lebih ketat dari perkiraan sebelumnya. 

Baca Juga: Transaksi Digital di Indonesia Disebut Sudah Banyak Kemajuan, Ini Kata idEA

Ketiga, ada dampak rambatan dari proses pemilihan presiden (pilpres) di AS yang memicu ketidakpastian di pasar keuangan, sehingga memengaruhi nilai tukar. 

Keempat, potensi pertumbuhan ekonomi China yang lebih rendah dari perkiraan. Kendati demikian, Khor melihat ada sedikit kemajuan, terutama saat adanya bantuan untuk sektor properti negara Tirai Bambu. 

Kelima, perlambatan economi di AS dan Eropa yang dipicu oleh era suku bunga tinggi. Tentu, negara-negara maju ini akan memberi dampak terhadap laju perekonomian kawasan ASEAN+3. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati