Amrozi Akan Bom Bali Lagi



JAKARTA. Amrozi, satu dari tiga pelaku pengeboman Bali tahun 2002 lalu, memberi peringatan bahwa turis asing (barat) yang datang ke Indonesia bakal menjadi target pengeboman anyarnya. "Saya yakin, rekan-rekan saya akan mengebomnya kembali," katanya, dalam wawancara dengan CNN, sembari menambahkan pada pelancong agar jangan kembali ke Bali lagi.  Amrozi, Imam Samudra dan Mukhlas bakal menghadapi ekseskusinya atas pengeboman di kawasan Kuta yang menghilangkan 202 nyawa. Sekitar 88 orang diantaranya adalah warga negara Australia. Saat diwawancarai CNN, ketiganya tampak tak menunjukkan penyesalannya. Sydney Morning Herald melaporkan, pPemerintah Indonesia memutuskan untuk mengeksekusi mereka dalam waktu dua minggu. Kapan persisnya, bakal diumumkan pada 24 Oktober 2008 mendatang. Bloomberg menyebutkan, Indonesia yang merupakan negara dengan populasi muslim besar, adalah markas bagi kelompok teroris Jemaah Islamiyah di Asia Tenggara. Kelompok inilah yang mengebom Bali enam tahun silam. Kelompok yang berjejalin dengan al-Qaeda ini ingin menjadikan Indonesia sebagai negara Islam. Mukhlas, kakak Amrozi, menampik bahwa ketiganya adalah anggota Jemaah Islamiyah. "Saya adalah anggota al-Qaeda, tetapi tidak secara langsung," katanya pada CNN. Ia mengimbuhkan, "Osama bin Laden adalah teman baik saya."

Sekadar mengingatkan, pemerintah mematok jumlah wisatawan ke Bali tahun ini mencapai 1,7 juta. Sementara, pemerintah daerah setempat memasang target sedikit lebih tinggi, yaitu sedikitnya 1,9 juta. Hitungan ini berdasarkan angka rata-rata wisman yang datang ke Bali selama bulan Juli-Agustus mencapai angka 6 ribu orang perhari, atau setara dengan 180 ribu orang perbulan.Hingga Agustus lalu, jumlah wisman sudah mencapai 1,29 juta. Angka ini merangkak naik 20,22% dibandingkan periode yang sama pada tahun 2007. Sampai bulan Agustus kemarin, jumlah wisman naik 12,48% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Lima negara penyumbang wisman terbesar itu adalah  Jepang, Australia, Perancis, Cina dan Malaysia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: