KONTAN.CO.ID -JAKARTA–Aliansi Masyarakat Tembakau Indonesia (AMTI) dengan tegas menolak kenaikan cukai rokok yang eksesif di 2021 dengan proyeksi angka sebesar 17%–19% oleh Pemerintah. AMTI mengungkapkan, Industri Hasil Tembakau (IHT) masuk pada industri padat karya yang melibatkan jutaan orang dari hulu hingga hilir. Tak hanya itu, IHT merupakan sumber utama penerimaan cukai negara. Ketua Umum AMTI Budidoyo menjelaskan, ketika pemerintah menaikkan cukai sebesar 23% dan Harga Jual Eceran (HJE) rokok sebesar 35% di akhir 2019, masyarakat tembakau di Indonesia merasakan imbasnya. Mulai dari serapan pembelian tembakau dan cengkih sebagai bahan baku dalam industri rokok, hingga produksi rokok mengalami penurunan signifikan. “Turunnya produksi dan penjualan rokok ini, turut berdampak buruk pada kesejahteraan masyarakat petani tembakau dan cengkih serta pekerja linting rokok. Apalagi situasi Pandemi Covid-19 yang memukul global dan nasional, sedikit banyak telah menggangu geliat IHT beserta petani yang terlibat di dalamnya,” jelas Budidoyo dalam keterangan resminya, Senin (26/10).
AMTI minta pemerintah perhatikan kesejahteraan petani tembakau dan cengkih
KONTAN.CO.ID -JAKARTA–Aliansi Masyarakat Tembakau Indonesia (AMTI) dengan tegas menolak kenaikan cukai rokok yang eksesif di 2021 dengan proyeksi angka sebesar 17%–19% oleh Pemerintah. AMTI mengungkapkan, Industri Hasil Tembakau (IHT) masuk pada industri padat karya yang melibatkan jutaan orang dari hulu hingga hilir. Tak hanya itu, IHT merupakan sumber utama penerimaan cukai negara. Ketua Umum AMTI Budidoyo menjelaskan, ketika pemerintah menaikkan cukai sebesar 23% dan Harga Jual Eceran (HJE) rokok sebesar 35% di akhir 2019, masyarakat tembakau di Indonesia merasakan imbasnya. Mulai dari serapan pembelian tembakau dan cengkih sebagai bahan baku dalam industri rokok, hingga produksi rokok mengalami penurunan signifikan. “Turunnya produksi dan penjualan rokok ini, turut berdampak buruk pada kesejahteraan masyarakat petani tembakau dan cengkih serta pekerja linting rokok. Apalagi situasi Pandemi Covid-19 yang memukul global dan nasional, sedikit banyak telah menggangu geliat IHT beserta petani yang terlibat di dalamnya,” jelas Budidoyo dalam keterangan resminya, Senin (26/10).