Amunisi Holcim untuk Tuban II



JAKARTA. Setelah pabrik Tuban I kelar dibangun dan siap beroperasi, PT Holcim Indonesia Tbk tengah bersiap untuk membangun pabrik Tuban II. Perusahaan semen berkode saham SMCB ini sedang dalam proses menggalang pendanaan eksternal untuk aksi ekspansi ini.

Eamon Ginley, Presiden Direktur Holcim Indonesia mengatakan, pembangunan pabrik Tuban II akan dilakukan mulai Januari 2013 mendatang. Kapasitas produksi pabrik ini sama seperti Tuban I, yaitu 1,75 juta ton per tahun. "Sumber dana eksternal sama seperti Tuban I yaitu gabungan dari export credit agency (ECA) dan pinjaman bank," ujarnya kepada KONTAN, Kamis (1/8).

Biaya investasi untuk pembangunan pabrik ini ditaksir sekitar US$ 350 juta. Irman Andriesjah, Wakil Direktur Keuangan Holcim Indonesia menambahkan, pihaknya sedang dalam proses memperoleh pinjaman dari sejumlah lembaga kredit ekspor. KfW IPEX-Bank GmbH dan BNP Paribas Fortis SA/NV bertindak sebagai arranger.


Harga jual naik

Total nilai pinjamannya mencapai US$ 200 juta. Pinjaman itu memiliki tenor delapan tahun. Jika tidak ada aral melintang, pabrik Tuban II ini sudah bisa beroperasi secara komersial pada kuartal satu 2015 mendatang. Holcim telah menandatangani kontrak pembangunan pabrik Tuban II dengan ThyssenKrupp Polysius sebagai kontraktor.

Sekedar informasi, saat ini, Holcim memiliki dua pabrik.Masing-masing berlokasi di Narogong, Jawa Barat, dan Cilacap, Jawa Tengah. Perusahaan yang mayoritas sahamnya dikuasai Holderfin B.V., The Netherlands ini juga memiliki fasilitas penggilingan semen di Ciwandan, Banten. Kapasitas totalnya mencapai 9,1 juta ton per tahun.

Jika dua pabrik di Tuban tersebut sudah beroperasi penuh, maka kemampuan produksi pabrik SMCB mencapai 12,6 juta ton per tahun. Bulan Agustus ini, pabrik Tuban I sudah mulai beroperasi. Menurut rencana awal, pabrik ini seharusnya mulai beroperasi pada Juni 2013 dan bakal beroperasi penuh pada November 2013.

Namun, menurut Ginley, adanya keterlambatan pengiriman mesin produksi menjadi penyebab operasional Tuban I molor. Adapun, klinker (mesin penggiling) baru bisa beroperasi penuh pada Februari 2014 mendatang. Pabrik anyar ini akan berkontribusi sekitar 500.000 ton hingga 600.000 ton terhadap produksi semen Holcim tahun ini.

Hingga semester I-2013, volume penjualan semen SMCB sebanyak 4 juta ton. Jika dibandingkan Juni 2012, angka tersebut turun sekitar 1,3%. Penurunan ini akibat kinerja industri semen nasional yang melambat.

Selain itu, pembengkakan sejumlah beban biaya, baik itu operasional dan keuangan, membuat laba bersih Holcim menyusut dari Rp 504,32 miliar menjadi Rp 463,02 miliar. Mengutip laporan keuangan perusahaan itu, semester lalu, beban usaha Holcim naik dari Rp 563,57 miliar menjadi Rp 780,2 miliar.

Selain itu, beban keuangan perusahaan juga naik dari Rp 96,34 miliar menjadi Rp 120,69 miliar. Alhasil, kenaikan penjualan yang sebesar 6,92% tidak mampu menahan tingginya laju beban perusahaan. Adapun, nilai penjualan SMCB di paruh pertama 2013 sebesar Rp 4,48 triliun. Sedangkan penjualan Holcim pada periode yang sama tahun lalu sekitar Rp 4,19 triliun.

Ginley bilang, untuk memperbaiki kinerja, terutama margin keuntungan, pihaknya akan melakukan penyesuaian harga jual. Namun, ia tidak menyebut spesifik angka kenaikannya. "Harga jual rata-rata diperkirakan akan naik disesuaikan dengan inflasi dan kenaikan harga bahan bakar," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Amailia Putri