Amvesindo dukung investor lakukan investasi berdampak sosial



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Investasi berdampak sosial atau impact investment di Indonesia mengalami perkembangan pesat selama beberapa tahun terakhir. Tingginya potensi investasi ini di Indonesia didukung dengan besarnya jumlah penduduk, latar belakang sosio-ekonomi yang beragam, serta tantangan sosial yang berbeda di setiap daerah. 

Dalam rangka mendukung pertumbuhan investasi berdampak di Indonesia, Asosiasi Modal Ventura untuk Startup Indonesia (Amvesindo) aktif menggagas konsep investasi ini di kalangan investor. Menurut catatan Amvesindo, investasi ini tumbuh hingga 190% sejak tahun 2013.

Sekretaris Jenderal Amvesindo Eddi Danusaputro mengungkapkan jumlah partisipasi investor konvensional pada investasi berdampak memang semakin meningkat dalam lima tahun terakhir. Sebagai asosiasi, ia juga bilang kalau Amvesindo memiliki tiga peranan penting dalam mendukung pelaksanaan investasi berdampak. 


“Pertama, kami aktif melakukan edukasi mengenai investasi berdampak di Indonesia khususnya kepada para anggota kami yang saat ini ada tujuh puluh (70) lebih perusahaan modal ventura dari seluruh Indonesia, kedua, kami berperan sebagai mediator antara pelaku industri dan regulator  untuk menyampaikan usulan dan concern mengenai kebijakan pemerintah, serta yang ketiga, menjadi penghubung antar sesama pelaku industri  untuk memfasilitasi dialog dan kerjasama.” jelas Eddi dalam keterangan resminya, Rabu (28/7).

Baca Juga: Amvesindo mengadakan vaksinasi pada 1.160 orang, tahap dua diadakan bulan depan

Edward Ismawan Chamdani selaku Bendahara Amvesindo sekaligus Co-Founder & Managing Partner dari Ideosource VC & Gayo Capital menjelaskan esensi dalam mengidentifikasi bisnis berdampak sosial. 

Menurutnya, semua startup tentu lahir untuk menyelesaikan masalah di masyarakat, tidak hanya model bisnis social entrepreneurship saja tapi juga bisnis komersial pada umumnya.  Namun, menurutnya yang membedakan investasi berdampak dengan investasi umum adalah adanya tujuan dari investor agar modal yang disuntikkan dapat menciptakan dampak  yang terukur di masyarakat.

Amvesindo juga menyorot salah satu tantangan besar dalam investasi berdampak yaitu masih rendahnya pemahaman dan penerapan metode pengukuran dampak investasi yang pakem, serta framework dan regulasi dari pemerintah yang lebih terperinci.

“Untuk itu kami aktif melakukan audiensi dan diskusi bersama para anggota, untuk membicarakan kendala yang dihadapi bersama dan menyusun rekomendasi untuk perumusan regulasi yang akan diatur pemerintah. Apalagi melihat semakin tahun antusiasme terhadap startup berdampak sosial itu semakin besar,” jelas Eddi lebih lanjut.

Tantangan lainnya, masih terbatasnya laporan dan studi kasus yang mengungkapkan realisasi return dan potensi risiko dari investasi ini, yang biasanya dibuat oleh perusahaan atau investor. Karena terbatasnya data tersebut, akhirnya masih terbatas pula benchmark bagi investor untuk menilai skalabilitas investasi berdampak, sehingga anggapan bahwa investasi ini terlalu rumit dan berisiko tinggi masih beredar. 

“Maka dari itu untuk usaha atau startup yang fokus pada bisnis dampak sosial, wajib memberikan laporan-laporan atau portfolio yang secara berkala untuk meng-update dampak sosial atau lingkungan yang sudah dikelola,” tambah Edward.

Edward juga bilang untuk mendukung portofolio perusahaan diperlukan kalkulasi impact metric yang diakui secara global seperti IRIS, agar data yang dihasilkan menunjang dan akurat. Hasil dari impact metric ini juga yang akan mempengaruhi keabsahan bisnis serta meyakinkan para investor untuk menanamkan modal pada bisnis yang bersangkutan. 

Bisnis social impact pada tahap awal sebaiknya fokus dengan pengukuran hasil dan dampak dari kegiatan operasional bisnis jangka pendek. Untuk mengukur hasil dan dampak, tentu diperlukan indikator-indikator dampak yang menjadi sasaran. Seiring bisnis semakin berkembang, saatnya startup mulai fokus dengan pelanggan. Di fase ini, startup perlu konsisten menjaga dan meningkatkan kualitas produk agar bisa menggaet pasar lebih luas. Dengan sendirinya, apabila model bisnis dan produk sudah terbukti punya posisi di pasar, maka dampak sosial juga akan meningkat untuk jangka panjang. 

Saat ini sudah banyak perusahaan modal ventura (PMV) serta venture capital (VC) yang fokus menggarap investasi berdampak di Indonesia, seperti Gayo Capital, Patamar Capital, dan East Venture. Ditambah lagi sederet investor arus utama (mainstream) yang sudah terjun juga, seperti Mandiri Capital dan BRI Venture yang juga merupakan anggota dari Amvesindo. 

Selanjutnya: Modal ventura masih bergairah biayai startup

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi