Anabatic Technologies bikin layanan keuangan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah menerbitkan surat utang bertajuk Obligasi Konversi Anabatic Tahun 2018, PT Anabatic Technologies Tbk segera merealisasikan agenda bisnisnya. Terbaru, perusahaan ini merilis layanan berupa pocketbank yang merupakan hasil kongsi dengan IBM Indonesia.

Namun sebelumnya perlu diketahui, pocketbank bukan merek layanan. Anabatic hanya menggunakannya sebagai istilah semata. Nama produk bisa jadi beragam sesuai dengan keinginan klien bisnis. "Kami seperti berjualan nasi goreng saja. Nasi itu mau pakai telur, kerupuk dan lain-lain itu terserah pada klien," jelas Adriansyah, Direktur PT Anabatic Technologies Tbk, Kamis (19/7).

Adapun pocketbank merupakan aplikasi mobile yang bisa digunakan untuk aktivitas transfer, cek saldo dan tarik dana. Aplikasi tersebut juga menawarkan layanan pembayaran menggunakan QR Code alias tanpa uang tunai. Sementara bagi perusahaan asuransi, misalnya, pocketbank bisa digunakan oleh para agen asuransi untuk mendata nasabah.


Sasaran layanan anyar itu memang perusahaan sektor keuangan seperti bank dan asuransi. Selain di dalam negeri, Anabatic berharap bisa mendapatkan klien bisnis regional di Asia Tenggara.

Nanti, layanan pocketbank berjalan melalui PT Anabatic Digital Raya. Anabatic Digital adalah anak usaha Anabatic yang baru memulai bisnis sejak tahun lalu dalam sektor perdagangan dan jasa. Sementara IBM bakal menyediakan perangkat dalam bentuk IBM LinuxOne.

Saat ini layanan pocketbank sudah  beroperasi. Namun, perusahaan berkode saham ATIC di Bursa Efek Indonesia (BEI) tersebut menyimpan rapat klien bisnis yang sudah digaet perusahaan ini.

Kalau menurut catatan Kontan.co.id, Anabatic telah melayani sejumlah perusahaan jasa keuangan. Klien besar mereka seperti Bank Mandiri, Bank Rakyat Indonesia, Bukopin, Bank Central Asia dan Prudential Life Insurance.

Banyak tantangan

Yang terang, manajemen Anabatic mengakui pemasaran pocketbank yang merupakan bagian dari financial technology (fintech) tak sederhana. "Layanan digital tidak simple pasang aplikasi jalan tapi ada perubahan pola pikir dari marketing kliennya nanti," jelas Adriansyah.

Contohnya saja pemasaran ke perbankan syariah. Untuk layanan keuangan tanpa kantor, pocketbank bisa memenuhinya karena memang tanpa bunga. Namun untuk layanan digital berupa pinjaman, mereka tak bisa memenuhinya. Sebab, aturan resmi belum ada.

Tantangan bisnis lain dari sisi investasi digital yang dinilai masih cukup mahal. Alhasil, perusahaan jasa keuangan yang menjadi target Anabatic, tak semua berani membenamkan duit investasi untuk pengembangan digital.

Padahal dari sisi pendanaan, Anabatic merasa mampu. Maklum, belum lama ini mereka merilis surat utang bertajuk Obligasi Konversi Anabatic Tahun 2018 dengan nilai sekitar Rp 560 miliar. Sesuai dengan rencana, sekitar 58,93% dana untuk membayar utang dan 41,07% untuk mengembangkan bisnis.

Perincian dana untuk pengembangan bisnis, terdiri dari  20% untuk pengembangan usaha baru, 15,63% pengembangan produk owned software licensed, 3,56% merger-akuisisi dan 1,88% untuk ekspansi pasar.

Anabatic tak secara spesifik menyebutkan nilai investasi pocketbank. Mereka hanya mengatakan, sumber pendanaan pocketbank pada tahun ini sudah masuk dalam bagian 15,63% dana untuk pengembangan produk owned software licensed tadi. Kalau dihitung, total nilainya sekitar Rp 87,5 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati