Anak Musim Mas genjot produk CPO bersertifikat



JAKARTA. Grup Musim Mas terus berbenah. Yang teranyar, melalui salah satu anak usahanya: PT Megasurya Mas, raksasa kelapa sawit milik Bachtiar Karim ini terus mengenjot ekspor produk turunan minyak sawit mentah (CPO) mereka ke Eropa.Perusahaan yang berbasis di Sidoarjo, Jawa Timur ini tengah berniat meningkatkan ekspor ke Eropa sampai 30% dari kondisi saat ini. Target peningkatan nilai ekspor tersebut dipatok setelah Megasurya mendapatkan sertifikat Rountable on Sustainable Palm Oil (RSPO) untuk semua produk olahan CPO mereka pada Juli lalu. Selama ini, perusahaan yang berdiri pada 1992 ini memproduksi berbagai produk hasil olahan CPO seperti sabun, minyak goreng curah, margarin, dan lilin yang belum bersertifikat RSPO.Manajer Umum Megasurya, Wibowo Suryadinata mengklaim, mereka adalah satu-satunya perusahaan pengolahan CPO di Indonesia yang memiliki sertifikasi RSPO untuk seluruh produk mereka. Dengan demikian, seluruh rangkaian proses mulai dari bahan baku hingga produk akhir dipastikan ramah lingkungan. "Selama ini RSPO banyak terdapat di industri hulu," kata Wibowo, Jumat (8/10).Meski begitu, ia mengakui bahwa produk ramah lingkungan ini baru banyak diminati negara-negara Eropa. Makanya, benua ini menjadi fokus utama pasar mereka. Sayang, porsi ekspor Megasurya ke benua itu masih kecil. Dari seluruh nilai ekspor mereka tahun lalu sekitar US$ 57-60 juta, Eropa hanya setara dengan 10%. Sedangkan sebagian besar ekspor ditujukan ke India, Pakistan, Timur Tengah, dan Afrika. Makanya, meski ekspor ke Eropa bisa naik hingga 30%, secara keseluruhan nilai ekspor Megasurya tahun depan diperkirakan hanya akan terkerek 2%.Wibowo juga menegaskan, produk turunan CPO yang bersertifikat RSPO di jual lebih mahal (premium) ketimbang non-sertifikat. "Selisihnya sekitar US$ 10 per ton," cetusnya. Makanya, jika pasar terus berkembang, secara bertahap, Megasurya berencana menambah porsi produk yang bersertifikat RSPO itu. Apalagi, kampanye hitam dari berbagai lembaga swadaya masyarakat tidak berpengaruh terhadap bisnis mereka.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: