KONTAN.CO.ID - Ketakutan adalah emosi yang kuat. Sikap Anda sebagai orang tua tentu sangat bisa memengaruhi anak dalam menghadapi ketakutannya. Apabila cara yang Anda gunakan untuk mengatasi ketakutan anak tepat, anak pun akan cenderung berani menghadapi ketakutannya. Sebaliknya, cara yang tidak tepat justru dapat membuat mereka semakin takut dari sebelumnya. Untuk membantu anak menavigasi ketakutan mereka dengan baik, penting bagi Anda untuk menghindari 5 kebiasaan berikut ini.
Baca Juga: Data pribadi ratusan guru di Tangerang bocor di internet, ini dugaan penyebabnya 1. Berasumsi bahwa Anda tahu penyebab ketakutan anak Sebelum berasumsi bahwa Anda mengetahui ketakutan yang anak alami, alangkah baiknya untuk memahami terlebih dahulu keseluruhan cerita mereka. Pasalnya, asumsi yang salah berisiko memperburuk ketakutan anak. Ajukanlah pertanyaan dan cari tahu gambaran lengkap di balik ketakutan anak alih-alih bersikap seolah Anda mengetahui segalanya. Begitu anak-anak merasa dipahami, mereka pun akan cenderung mendengarkan Anda saat Anda berusaha membantunya. 2. Tertawa atau menggoda anak Menertawakan atau menggoda anak ketika mereka sedang menceritakan ketakutannya dapat membuat anak merasa tidak aman dan semakin takut. Meskipun penyebab ketakutan anak terlihat konyol atau sepele di mata Anda, bukan berarti hal tersebut terlihat konyol atau sepele bagi mereka. Berbeda dengan Anda yang sudah dewasa, anak-anak masih dalam tahap belajar untuk mengatasi hal-hal konyol dan sepele. Oleh sebab itu, pastikan Anda menanggapi semua ketakutan anak dengan serius. Ajarkan juga kepada anak tentang bagaimana mengatasi ketakutannya secara tepat. 3. Mengabaikan ketakutan anak Takut memanglah hal yang wajar. Namun, membiarkan anak merasakan takut sendirian bukanlah sikap yang bijak. Sesibuk apapun Anda, usahakanlah untuk siap sedia menemani anak mengatasi ketakutan yang dialaminya. Ketika Anda mengabaikan ketakutan anak, kemungkinan besar anak akan berpikir bahwa Anda tidak akan ada untuk menemaninya di situasi lain dalam kehidupannya. 4. Menjadi frustasi atau kesal Kebanyakan orang tua mungkin akan kesal ketika waktu istirahatnya terganggu oleh keluhan anak yang sedang merasa ketakutan. Tak jarang, para orang tua tidak ragu untuk menunjukkan rasa frustasi atau kesal akibat perilaku anak yang demikian secara terang-terangan. Padahal, sikap orang tua yang seperti itu tidak selayaknya dilakukan karena bisa membuat anak merasa terusir. Selain itu, orang tua yang merasa terganggu dengan ketakutan anak juga bisa membuat anak merasa terhina bahkan terluka. Untuk itu, hadapilan anak yang sedang dilanda ketakutan dengan sabar. 5. Membiarkan anak mencari tahu ketakutannya sendiri
Memaksa anak untuk mencari tahu ketakutan mereka sendiri adalah hal buruk yang harus dihindari oleh para orang tua. Setelah Anda memahami ketakutan anak, bantulah mereka membuat rencana untuk mengatasi ketakutannya tersebut. Ini tidak hanya akan membantu anak mengatasi rasa takutnya, tapi juga akan membangun kepercayaan diri, memperkuat hubungan Anda dengan anak, dan meningkatkan keberanian mereka untuk mengatasi ketakutan-ketakutan berikutnya yang mungkin terjadi di kemudian hari. Moms, itulah 5 kebiasaan yang harus Anda hindari ketika menghadapi anak yang sedang ketakutan. Selain menerapkan kelima cara di atas, pastikan Anda tidak mendorong anak untuk menghindari ketakutannya ya. Ajarkanlah mereka untuk berani menghadapi rasa takutnya supaya label penakut tidak melekat pada anak hingga mereka dewasa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Ana Risma