KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Anak usaha PT ABM Investama (
ABMM) Tbk PT Sanggar Sarana Baja (SSB), sedang mengkaji ekspansi pasar ke Australia. Aksi ekspansi tersebut masih menjadi agenda strategi perusahaan. Namun, ini merupakan area yang berbeda sehingga perusahaan membutuhkan studi lebih lanjut untuk memahami situasi di sana. Direktur Sanggar Sarana Baja, Johan Budisusetija mengatakan, PT Sanggar Sarana Baja (SBB) sudah melakukan ekspansi pasar ke Jepang, Papua Nugini, dan Mongolia. Akan tetapi, untuk pasar Australia sedang dalam studi. "Butuh proses yang panjang, karena ini area berbeda, customer juga berbeda, kita butuh waktu untuk memahami situasi di sana, apa kategori yang paling cocok. Jadi tahapannya masih di sana (studi)," ungkap Johan pada Closing Ceremony CSR Welding Development Program, Jumat (17/11).
Produk yang paling banyak diminati dari PT Sanggar Sarana Baja (SBB) yaitu Optiload dan produk-produk trailer untuk kebutuhan di tambang. Contohnya adalah
side dump trailer dengan kapabilitas untuk memasangkan vessel di semi-trailer double atau triple configuration.
Baca Juga: Hingga Kuartal III, ABM Investama (ABMM) Sudah Serap Capex US$ 263 Juta "Kalau kita melihat apakah ini captive, kebanyakan memang saat ini masih captive, sudah ada beberapa yang kita lakukan penjualan di luar, dan ini akan kita gencarkan terus ke depannya. Kita yakin Optiload ini memiliki nilai jual dan
revenue yang dapat kita pasarkan dengan baik di market." tutur Johan. Pada tahun 2023, terjadi peningkatan produksi unit optiload menjadi sebesar 50 unit. Pada tahun sebelumnya, produksi optiload sebesar 30 unit. Terbaru, SSB menghadirkan Optiload 120 m3 untuk muatan material batu bara guna menjawab kebutuhan operasional industri yang tinggi, khususnya di operasional pengangkutan batu bara alias hauling. Melalui Optiload 120 m3, beban material dapat terdistribusi dengan baik dan mampu meningkatkan kapasitas payload hingga 19,5%. Perusahaan pun turut menyediakan Optiload 70m3 untuk material Overburden (OB) sebagai bagian dari solusi operasional hauling. “Optiload 120 m3 biasanya digunakan untuk mengangkat batu bara, dikembangkan untuk memaksimalkan potensi muatan armada dengan berat yang lebih ringan. Dengan begitu, konsumsi bahan bakar dan produktivitas alat di lapangan akan lebih efektif dan efisien,” terang Johan.
Untuk mendukung mobilitas pekerja tambang, perusahaan turut mengembangkan bus jenis Manhaul yang berfungsi untuk membawa pekerja tambang dari satu lokasi ke lokasi lain. Produk besutan SSB ini didesain dengan kerangka konstruksi yang kokoh, sehingga telah memenuhi standar internasional agar tahan guling atau Roll Over Protection Structure (ROPS). Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari