KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Merdeka Battery Materials (MBM), anak usaha PT Merdeka Copper Gold Tbk (
MDKA) bersiap melakukan penawaran saham ke publik (IPO) pada kuartal II 2023. Analis menilai dampaknya akan positif terhadap induk usaha tersebut. Analis Reliance Sekuritas Lukman Hakim berpandangan bahwa dengan IPO MBM maka akan membuka nilai yang lebih besar untuk MDKA yang dapat berpenetrasi lebih di sektor nikel. Apalagi dengan kemampuan MBM melalui konsesi yang terletak di Tambang Sulawesi Cahaya Mineral (SCM) dengan kandungan sekitar 13,8 juta ton, menjadi salah satu yang terbesar di dunia. Di sisi lain, dengan IPO juga dapat mendukung proyek MBM yang sedang dalam kontruksi, misalnya kawasan industri nikel dan pembangunan smelter.
"Sehingga beberapa proyek dari MBM seperti Pabrik peleburan Rotary Kiln-Electric Furnace (RKEF) dengan smelter Zhao Hui Nickel (ZHN) yang diperkirakan beroperasi pada tahun ini dapat memberikan kontribusi untuk MDKA," jelasnya kepada Kontan.co.id, Minggu (5/3).
Baca Juga: Bisnis Bus Listrik Dorong Kinerja Bakrie & Brothers (BNBR), Ini Rekomendasi Sahamnya Analis Pilarmas Investindo Desy Israhyanti juga menambahkan, melalui IPO maka MBM akan memperoleh dana segar untuk meningkatkan kinerja. Sehingga berpotensi mengurangi
cost of fund MBM di tengah kenaikan suku bunga. "Dengan begitu dapat mempertahankan margin keuntungan dan pada akhirnya dapat berkontribusi terhadap kinerja keuangan MDKA secara konsolidasi," tambahnya. Pada kuartal III 2022, Lukman melihat bahwa MBM berkontribusi sebesar 40,8% terhadap pendapatan MDKA. Nah, seiring beroperasinya proyek yang sedang dalam konstruksi seperti smelter RKEF ZHN, Indonesia Konawe Industrial Park (IKIP) yang bekerja sama dengan Tsingshan, lalu Proyek Acid Iron Metal (AIM Project), pihaknya melihat dapat meningkatkan porsi pendapatan lebih dari 50% serta dapat meningkatkan valuasi MDKA. Dari MDKA, kedua analis juga melihat prospekya positif di tahun ini. Hal tersebut didukung sentimen dari prospek sektor nikel melalui permintaan EVs dan EBT sehingga segmen nikel dari MDKA berpotensi mengalami lonjakan. Kemudian, kembali dibukanya ekonomi China dapat memberikan kestabilan permintaan untuk MDKA.
Baca Juga: Simak Rekomendasi Saham Bumi Resources (BUMI) yang Bakal Private Placement Lagi Berdasarkan hal tersebut, keduanya juga merekomendasikan
buy MDKA. Adapun Lukman memasang target harga di Rp 5.600 dan Desy pada level Rp 5.500. Adapun pada Jumat (3/3), harga MDKA ditutup melemah 1,78% di Rp 4.420.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tendi Mahadi