Anak usaha bank BUKU IV dorong kontribusi ke induk



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja anak usaha perbankan milik bank besar masih mencatatkan pertumbuhan kinerja hingga paruh pertama 2019. Alhasil, kontribusi anak usaha terhadap induk pun terus tumbuh. Ambil contoh, PT Bank Mandiri Tbk yang mencatatkan total kontribusi laba bersih anak usaha mencapai Rp 1,12 triliun. Meningkat 88% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Jika dirinci, pertumbuhan laba anak usaha Mandiri yakni Mandiri Syariah tumbuh paling deras dibanding bank milik BUKU IV lainnya. Dalam laporan keuangannya, laba Mandiri Syariah melesat naik 111,08% secara year on year (yoy) menjadi Rp 550,56 miliar di semester I-2019.

Baca Juga: Tingkatkan laba, bank ramai-ramai membidik dana murah


Dalam keterangannya, Direktur Utama Mandiri Syariah Toni EB Subari menjelaskan peningkatan laba tersebut ditopang dari efisiensi dan pemanfaatan digital perseroan. Terbukti dari total fee based income yang naik 26,2% yoy menjadi Rp 649 miliar di kuartal II 2019. 

Menurut Toni peningkatan FBI tersebut didorong meningkatnya transaksi di e-channel termasuk melalui Mandiri Syariah Mobile. Mandiri Syariah terus meningkatkan fitur biller, payment, serta menjalin kolaborasi dengan e-commerce untuk memudahkan nasabah bertransaksi melalui Mandiri Syariah Mobile.

Hingga semester I-2019 Mandiri Syariah berhasil meraih pendapatan bersih sebesar Rp 3,25 triliun naik dari Rp 2,87 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya. Adapun, laba Mandiri Syariah setidaknya menyumbang 3,93% dari total laba induk konsolidasi senilai Rp 13,98 triliun di semester-I 2019.

Baca Juga: Bank kecil menanti suntikan modal pemegang saham

Bukan cuma Mandiri Syariah saja, Bank Mantap juga bukukan laba naik 21,64% yoy menjadi Rp 200,02 miliar akhir Juni 2019 lalu. Direktur Utama Bank Mantap Josephus K. Triprakoso mengakui kalau kontribusi terhadap induk masih mini. Sampai akhir tahun laba bersih Bank Mantap dipatok menyentuh Rp 400 miliar. "Masih kecil porsinya, kami target tumbuh 40% untuk kredit di 2019," ujarnya kepada Kontan.co.id, Minggu (11/8).

Sementara itu, PT Bank Central Asia Tbk (BCA) mencatatkan total kontribusi laba anak usaha per semester-I 2019 sudah mencapai 531 miliar. Jumlah ini masih sangat tipis dibandingkan perolehan laba BCA sebesar Rp 12,86 triliun akhir Juni 2019.

Presiden Direktur BCA Syariah John Kosasih mengamini hal itu, sebab mayoritas anak usaha BCA masih berusia muda alias di bawah 10 tahun kecuali BCA Finance. Meski begitu, BCA Syariah yakin laba perseroan bisa lebih tinggi tahun ini. 

"Target laba Rp 90 miliar, atau meningkat 10% sampai 15% tahun ini," ungkapnya. 

Patokan tersebut jauh melebihi pertumbuhan laba bersih BCA Syariah di semester-I 2019 yang masih tumbuh mini sebesar 2,18% secara yoy menjadi sebesar Rp 25,75 miliar.

Tipisnya pertumbuhan laba BCA Syariah disebabkan oleh belum derasnya realisasi pembiayaan di bulan Juni 2019 atau hanya naik 4,47% secara tahunan saja. 

"Sebenarnya pencairan pembiayaan naik signifikan. Namun pelunasan atau take over juga sangat tinggi sehingga net growth kecil," lanjutnya. 

Alasannya, menurut John hingga semester I 2019 nasabah andalan BCA Syariah masih menahan rencana penarikan pembiayaan lantaran kebutuhan pembiayaan modal kerja maupun investasi masih belum optimal. Alhasil, di semester II 2019 BCA Syariah berharap pertumbuhan aset, kredit dan laba dapat menyentuh di kisaran 10%-15% dibandingkan periode tahun sebelumnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi