JAKARTA. Semakin banyak saja perusahaan pembiayaan yang tertarik melakukan diversifikasi usaha ke alat berat, tidak terkecuali perusahaan pembiayaan yang berinduk pada bank. Mereka memanfaatkan captive market nasabah bank. Yang terbaru adalah anak usaha PT Bank Mandiri tbk (BMRI), Mandiri Tunas Finance (MTF). Direktur Utama MTF Ignatius Susatyo Wibowo bilang, tahun depan perusahaannya akan mulai masuk ke alat berat. "Kami melihat kebutuhan alat berat tahun depan cukup besar," ujar Susatyo di Jakarta, Rabu (7/12). Sektor yang dibidik terutama pertambangan dan perkebunan. Karena masih terhitung baru, kontribusi alat berat yang diharapkan tahun depan masih kecil, antara 2%-3%. Di samping itu, lanjut Susatyo, ada sedikit perubahan fokus bisnis MTF tahun depan. Jika tahun ini porsi mobil bekas masih 20%, tahun depan akan ditambah menjadi 30%. Sebaliknya, porsi pembiayaan untuk sepeda motor akan dipangkas dari 8% menjadi 5%. Sedangkan sisanya mengalir untuk mobil baru. "Mobil baru masih dominan karena kami banyak bekerjasama dengan agen tunggal pemegang merek (ATPM)," ujar Susatyo. Target pembiayaan yang disalurkan MTF tahun depan adalah Rp 8,8 triliun, atau tumbuh 25%-28% di atas tahun ini. Susatyo mengaku tidak akan terlalu agresif tahun depan. Hal ini ditandai dengan tidak adanya rencana membuka cabang baru, untuk menambah 68 cabang yang ada saat ini. Kinerja MTF tahun ini bisa dibilang positif. Target Rp 6,5 triliun sudah ditembus di November, dan Susatyo memperkirakan di sisa tahun ada tambahan Rp 500 miliar-Rp 800 miliar lagi. Sebagai perbandingan, realisasi pembiayaan tahun lalu besarnya Rp 4,5 triliun. Sebelumnya, anak usaha BCA, BCA Finance sudah lebih dulu menyatakan tertarik masuk ke bisnis alat berat tahun depan. Presiden Direktur BCA Finance Roni Haslim mengaku, sudah mulai coba-coba di kuartal empat tahun ini. "Masih kecil sekali. Kami masih mencari business model yang tepat," ujarnya di Jakarta, Rabu. Karena itu, Roni juga belum bisa menetapkan target kontribusi alat berat tahun depan. Apalagi, harga komoditas yang diprediksi menurun tahun depan sebagai imbas krisis global dikhawatirkan membuat permintaan alat berat menurun. "Kami pikir-pikir dulu," ujar Roni. Sama halnya dengan MTF, BCA Finance juga baru membidik captive market nasabah BCA yang sudah dikenal. Alat berat yang dibiayai juga sama-sama bergerak di sektor pertambangan dan perkebunan. Sampai dengan November, BCA Finance sudah menyalurkan pembiayaan senilai Rp 18,2 triliun dari target Rp 19 triliun. Target yang dipatok lebih tinggi 27% dari pencapaian tahun lalu, yaitu Rp 15,9 triliun. Hingga 70% pembiayaan BCA Finance mengalir untuk mobil baru, dan sisanya bekas.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Anak usaha Bank Mandiri bidik bisnis alat berat
JAKARTA. Semakin banyak saja perusahaan pembiayaan yang tertarik melakukan diversifikasi usaha ke alat berat, tidak terkecuali perusahaan pembiayaan yang berinduk pada bank. Mereka memanfaatkan captive market nasabah bank. Yang terbaru adalah anak usaha PT Bank Mandiri tbk (BMRI), Mandiri Tunas Finance (MTF). Direktur Utama MTF Ignatius Susatyo Wibowo bilang, tahun depan perusahaannya akan mulai masuk ke alat berat. "Kami melihat kebutuhan alat berat tahun depan cukup besar," ujar Susatyo di Jakarta, Rabu (7/12). Sektor yang dibidik terutama pertambangan dan perkebunan. Karena masih terhitung baru, kontribusi alat berat yang diharapkan tahun depan masih kecil, antara 2%-3%. Di samping itu, lanjut Susatyo, ada sedikit perubahan fokus bisnis MTF tahun depan. Jika tahun ini porsi mobil bekas masih 20%, tahun depan akan ditambah menjadi 30%. Sebaliknya, porsi pembiayaan untuk sepeda motor akan dipangkas dari 8% menjadi 5%. Sedangkan sisanya mengalir untuk mobil baru. "Mobil baru masih dominan karena kami banyak bekerjasama dengan agen tunggal pemegang merek (ATPM)," ujar Susatyo. Target pembiayaan yang disalurkan MTF tahun depan adalah Rp 8,8 triliun, atau tumbuh 25%-28% di atas tahun ini. Susatyo mengaku tidak akan terlalu agresif tahun depan. Hal ini ditandai dengan tidak adanya rencana membuka cabang baru, untuk menambah 68 cabang yang ada saat ini. Kinerja MTF tahun ini bisa dibilang positif. Target Rp 6,5 triliun sudah ditembus di November, dan Susatyo memperkirakan di sisa tahun ada tambahan Rp 500 miliar-Rp 800 miliar lagi. Sebagai perbandingan, realisasi pembiayaan tahun lalu besarnya Rp 4,5 triliun. Sebelumnya, anak usaha BCA, BCA Finance sudah lebih dulu menyatakan tertarik masuk ke bisnis alat berat tahun depan. Presiden Direktur BCA Finance Roni Haslim mengaku, sudah mulai coba-coba di kuartal empat tahun ini. "Masih kecil sekali. Kami masih mencari business model yang tepat," ujarnya di Jakarta, Rabu. Karena itu, Roni juga belum bisa menetapkan target kontribusi alat berat tahun depan. Apalagi, harga komoditas yang diprediksi menurun tahun depan sebagai imbas krisis global dikhawatirkan membuat permintaan alat berat menurun. "Kami pikir-pikir dulu," ujar Roni. Sama halnya dengan MTF, BCA Finance juga baru membidik captive market nasabah BCA yang sudah dikenal. Alat berat yang dibiayai juga sama-sama bergerak di sektor pertambangan dan perkebunan. Sampai dengan November, BCA Finance sudah menyalurkan pembiayaan senilai Rp 18,2 triliun dari target Rp 19 triliun. Target yang dipatok lebih tinggi 27% dari pencapaian tahun lalu, yaitu Rp 15,9 triliun. Hingga 70% pembiayaan BCA Finance mengalir untuk mobil baru, dan sisanya bekas.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News