JAKARTA. Produk exchange traded fund (ETF) masih menjadi andalan PT Indopremier Investment Management (IPIM) untuk menggemukkan dana kelolaan. Kali ini, anak usaha PT Indo Premier Securities itu berencana meluncurkan ETF anyar dengan basis acuan Indeks SMinfra18.Presiden Direktur IPIM John D Item mengatakan pihaknya telah mengajukan izin kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk penerbitan produk ini. "Kami masih menunggu izin efektif dari otoritas," ujar John Item, Jakarta, Rabu (29/1).Diperkirakan, izin efektif dari OJK bisa dikantongi tiga pekan mendatang. Dengan demikian, ETF bisa terbit pada pertengahan Februari 2014.Untuk penerbitan ETF ini, perusahaan menargetkan bisa menggenggam dana kelolaan Rp 100 miliar. John memperkirakan investor bisa menggenggam return sekitar 20% per tahun dari ETF anyar ini."Kondisi Indonesia masih membutuhkan infrastruktur sehingga sektor ini akan tumbuh. Apalagi semakin banyak proyek infrastruktur seperti pembangunan mass rapid transit (MRT), monorail, dan sebagainya sehingga sektor ini masih menarik," papar John.Indeks SMinfra18 merupakan indeks milik PT Sarana Multi Infrastruktur (PT SMI). Indeks ini mengukur performa harga dari 18 saham yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) di sektor infrastruktur dan penunjangnya. Proses screening atau pemilihan konstituen indeks ini disusun oleh otoritas bursa dan PT SMI berdasarkan data pasar dan tata kelola perusahaan dari setiap emiten yang masuk kriteria. Selain itu, indeks SMinfra juga di review oleh Komite Independen yang memiliki keahlian dan pengalaman di bidang infrastruktur dan pasar modal.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Anak usaha Indo Premier luncurkan produk ETF anyar
JAKARTA. Produk exchange traded fund (ETF) masih menjadi andalan PT Indopremier Investment Management (IPIM) untuk menggemukkan dana kelolaan. Kali ini, anak usaha PT Indo Premier Securities itu berencana meluncurkan ETF anyar dengan basis acuan Indeks SMinfra18.Presiden Direktur IPIM John D Item mengatakan pihaknya telah mengajukan izin kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk penerbitan produk ini. "Kami masih menunggu izin efektif dari otoritas," ujar John Item, Jakarta, Rabu (29/1).Diperkirakan, izin efektif dari OJK bisa dikantongi tiga pekan mendatang. Dengan demikian, ETF bisa terbit pada pertengahan Februari 2014.Untuk penerbitan ETF ini, perusahaan menargetkan bisa menggenggam dana kelolaan Rp 100 miliar. John memperkirakan investor bisa menggenggam return sekitar 20% per tahun dari ETF anyar ini."Kondisi Indonesia masih membutuhkan infrastruktur sehingga sektor ini akan tumbuh. Apalagi semakin banyak proyek infrastruktur seperti pembangunan mass rapid transit (MRT), monorail, dan sebagainya sehingga sektor ini masih menarik," papar John.Indeks SMinfra18 merupakan indeks milik PT Sarana Multi Infrastruktur (PT SMI). Indeks ini mengukur performa harga dari 18 saham yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) di sektor infrastruktur dan penunjangnya. Proses screening atau pemilihan konstituen indeks ini disusun oleh otoritas bursa dan PT SMI berdasarkan data pasar dan tata kelola perusahaan dari setiap emiten yang masuk kriteria. Selain itu, indeks SMinfra juga di review oleh Komite Independen yang memiliki keahlian dan pengalaman di bidang infrastruktur dan pasar modal.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News