Anak usaha INTP membeli perusahaan agregat Rp 65 M



JAKARTA. PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk (INTP) mencoba lebih serius menggarap bisnis pendukung semen, yakni penambangan agregat. Salah satu caranya adalah ekspansi anorganik dengan jalan akuisisi perusahaan baru.

Pada 2 Desember 2013 lalu, INTP sepakat mengakuisisi seluruh saham PT Tarabatuh Manunggal Rp 65 miliar. Akuisisi tersebut dilakukan dua anak INTP, PT Mandiri Sejahtera Sentra dan PT Pionirbeton Industri. 

"Tujuan akuisisi untuk memperkuat bisnis agregat Indocement," kata Sahat Panggabean, Sekretaris Perusahaan INTP, Selasa (3/12). Sayangnya, Sahat enggan menjelaskan, potensi bisnis agregat Tarabatuh sehingga INTP tertarik untuk akuisisi.


Sejauh ini, rekam jejak INTP dalam bisnis agregat memang belum terlalu kentara. Sebelum akuisisi ini, bisnis penambangan agregat INTP dijalankan MSS dan PT Gunung Tua Mandiri (GTM). Kepemilikan saham INTP di MSS tercatat 100%, sedangkan di GTM sebanyak 51%. Sebagai informasi, produk yang termasuk dalam bisnis agregat adalah pasir, kerikil maupun batu pecah. Produk ini untuk menunjang produksi beton siap pakai alias ready mix concrete (RMC) yang dibutuhkan sektor konstruksi.

Nah, dengan akuisisi Tarabatuh, INTP rupanya ingin juga memperkuat bisnis beton siap pakai yang dijalankan Pionirbeton dan PT Indomix Perkasa. Sejauh ini, INTP sudah memiliki 40 batching plant beton siap pakai di Jabodetabek, Jawa Barat dan Jawa Tengah. Tahun ini, kapasitas produksi beton siap pakai INTP 3,5 juta m³.

INTP juga akan membangun dua pabrik semen green field baru. Masing-masing pabrik tersebut berkapasitas produksi 2,5 juta ton per tahun. Rencananya, pabrik itu di Jawa Tengah dan luar Jawa.

Direktur Keuangan INTP, Tju Lie Sukanto sebelumnya menuturkan, masih menghitung nilai total investasi yang dibutuhkan untuk dua pabrik baru tersebut. Namun, investasi pabrik green field lebih besar dibanding brown field. Pasalnya, INTP harus membangun infrastruktur, pembangkit listrik dan lainnya.

Ekspansi tersebut akan berasal dari kas internal. Per 30 September 2013, kas dan setara kas INTP Rp 11,02 triliun. Saat ini, INTP juga sedang membangun pabrik baru berkapasitas 4,4 juta ton di Citeureup, Bogor. Investasi pembangunan pabrik baru Citeureup sebesar Rp 5,5 triliun-Rp 6,5 triliun. Targetnya, pabrik baru Citeureup beroperasi 2015. Selasa (3/12), harga INTP melemah 0,52% ke Rp 19.100 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Avanty Nurdiana