Anak Usaha Merdeka Copper Gold (MDKA) Mau IPO, Berikut Alokasi Penggunaan Dananya



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) akan melakukan initial public offering (IPO) dengan melepas sebanyak-banyaknya 11 miliar saham biasa atas nama, yang mewakili sebesar-besarnya 10,24% dari modal ditempatkan dan disetor setelah IPO.

Harga penawaran yang dipasang oleh oleh anak usaha PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) ini berada di rentang Rp780 sampai dengan Rp795 setiap saham. Sehingga, MBMA berpotensi meraup dana segar sebanyak-banyaknya sebesar Rp 8,74 triliun dari aksi korporasi ini.

Melansir laman e-IPO, Selasa (28/3), MBMA akan menggunakan dana hasil IPO untuk tujuh keperluan.


Pertama, sekitar 48,0% akan digunakan untuk pembayaran lebih awal untuk seluruh pokok utang yang timbul berdasarkan Perjanjian Fasilitas Berjangka senilai US$ 300 juta, yang akan dibayarkan kepada MDKA dan ING Bank N.V. cabang Singapura, masing-masing sebesar US$225.000.000 dan US$75.000.000, melalui ING Bank sebagai Agen.

Baca Juga: Anak Usaha Merdeka Copper Gold (MDKA) Mau IPO, Bisa Raup Dana hingga Rp 8,74 Triliun

Kedua, sekitar 5,0% akan digunakan untuk mengambil alih hak tagih sebesar US$ 30 juta yang timbul dari Perjanjian Fasilitas Dukungan Induk tanggal 23 Agustus 2022 yang diberikan oleh MDKA kepada PT Merdeka Tsingshan Indonesia (MTI), sehingga MBMA selanjutnya akan memiliki hak tagih kepada MTI sebesar US$ 30 juta atau setara Rp 460,5 miliar.

Ketiga, sekitar 1,5% akan digunakan untuk modal kerja antara lain untuk biaya karyawan, biaya jasa profesional, dan biaya keuangan.

Keempat, sekitar 8,0% akan dipinjamkan kepada MTI yang selanjutnya akan digunakan untuk membiayai sebagian kebutuhan belanja modal yang timbul dari pembangunan Proyek royek AIM (Acid, Iron, Metal) I, yang dijadwalkan akan memulai produksi pada pertengahan kedua 2023.

Kelima, sekitar 14,0% akan dipinjamkan kepada PT Zhao Hui Nickel (“ZHN”) yang selanjutnya akan digunakan untuk membiayai sebagian kebutuhan belanja modal yang timbul dari pemasangan konversi nikel matte pada Smelter Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF)  Zhao Hui Nickel (ZHN)  yang saat ini sedang dalam proses pembangunan. Sekitar 6,0% akan digunakan untuk modal kerja, meliputi antara lain pembelian bahan baku utama, bahan baku pembantu, biaya listrik, dan karyawan.

Baca Juga: Rencana IPO Sektor Tambang Nikel Ramai, Ada Anak Usaha MDKA Hingga Grup Harita

Keenam, sekitar 5,5% akan dipinjamkan kepada PT Sulawesi Cahaya Mineral (SCM) yang selanjutnya akan digunakan untuk modal kerja, meliputi antara lain biaya karyawan, biaya jasa profesional, pembayaran royalti ke kas negara, biaya pengangkutan dan bongkar muat, biaya pemeliharaan dan perbaikan, serta biaya penambangan.

Ketujuh, sisanya akan dilakukan untuk penyetoran modal kepada PT Merdeka Industri Mineral (MIN) yang selanjutnya akan digunakan untuk penyetoran modal dan pemberian pinjaman kepada PT Sulawesi Industri Parama (SIP) masing-masing sebesar 50%.

SIP kemudian akan digunakan untuk membiayai sebagian kebutuhan belanja modal yang timbul dari pembangunan fase pertama dari pabrik High-Pressure Acid Leach (HPAL)  pertama yang berkapasitas 60.000 ktpa (HPAL 1a) di Indonesia Konawe Industrial Park (“IKIP”). Proyek ini merupakan bagian dari strategi usaha MBMA dan Perusahaan Anak (Grup MBM) agar semakin terlibat dalam rantai nilai bahan baku strategis dan ke depannya dalam rantai nilai baterai kendaraan bermotor listrik.

Baca Juga: Perusahaan Tambang Mineral Ini Akan IPO, Butuh Dana Bangun Smelter

Berindak sebagai Penjamin Pelaksana Emisi Efek yakni  PT Indo Premier Sekuritas PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk (TRIM). Berikut merupakan jadwal IPO Merdeka Battery Materials :

Masa penawaran awal :28 Maret – 4 April 2023

Tanggal Efektif : 11 April 2023

Perkiraan Masa Penawaran Umum Perdana Saham : 12 April– 14 April 2023

Perkiraan Tanggal Penjatahan : 14 April 2023

Perkiraan Tanggal Distribusi Saham Secara Elektronik : 17 April 2023

Perkiraan Tanggal Pencatatan Pada PT Bursa Efek Indonesia : 18 April 2023

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli