JAKARTA. Perekonomian dunia memang belum pulih dari hantaman krisis, tapi hal ini tidak menyurutkan PT langkah Transportasi Gas Indonesia (Transgasindo), anak usaha PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), mencari pinjaman asing. Perusahaan yang sahamnya dimiliki PGAS sebesar 59,87% ini sedang menjajaki pinjaman dari bank-bank Eropa. Menurut sumber KONTAN, Transgasindo membutuhkan dana US$ 200 juta hingga US$ 250 juta. "Transgasindo berharap pinjaman yang didapatnya ini memiliki jangka waktu selama lima tahun," katanya, Kamis (17/6). Sumber KONTAN menambahkan, Transgasindo akan menggunakan utang tersebut untuk mengembangkan jaringan pipa gas. Andai ini terealisasi, tentu utang PGAS akan membuncit. Hingga Maret 2010 saja, total kewajiban PGAS sudah mencapai Rp 14,08 triliun.
Direktur Keuangan PGAS Reza Pahlevi membenarkan bahwa Transgasindo sedang mencari pendanaan. Sayangnya, Reza enggan mengungkapkan berapa nilai pendanaan yang dibutuhkan oleh Transgasindo tersebut. "Itu ada di anak usaha, saya belum tahu besarannya," katanya. Sekretaris Perusahaan PGAS M. Wahid Sutopo mengatakan, perusahaan distribusi gas ini telah melunasi utang obligasi sebesar US$ 275 juta pada akhir tahun lalu. Alhasil, PGAS dan anak usahanya berhak mencari pendanaan lagi. "Kami dan anak usaha bisa mencari pinjaman yang lebih besar dari obligasi," ungkapnya. Menurut Wahid, pinjaman anak usahanya ini akan digunakan untuk mendanai belanja modal mereka. Salah satu aksinya, yaitu mengembangkan jaringan pipa Grissik-Singapura dan Batam-Singapura. Maklum saja, investasi pipa gas ini membutuhkan dana besar. Sayang, Wahid juga enggan menyebut jumlah pinjaman yang dibutuhkan anak usaha PGAS tersebut . Dividen 60% Meskipun anak usahanya masih membutuhkan suntikan dana, PGAS tetap membagikan keuntungan kepada pemegang saham. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PGAS, Kamis (17/6) lalu, memutuskan membagi dividen sebesar 60% dari laba bersihnya tahun lalu yang mencapai Rp 6,22 triliun. Artinya, PGAS akan menggelontorkan total dividen sebesar Rp 3,73 triliun atau Rp 154,17 per saham. Lantaran PGAS sudah membagikan dividen interim sebesar Rp 10 per saham pada Desember 2009 lalu, maka dividen yang akan diterima investor tersisa Rp 144,17 per saham.
Direktur Utama PGAS Hendi P. Santoso menyatakan, meskipun 60% laba bersih dialokasikan untuk menebar dividen, sisa laba masih mencukupi untuk membiayai ekspansi PGAS. Apalagi, PGAS masih memiliki kas dan setara kas sebesar Rp 8,16 triliun hingga Maret 2010. Selain membagikan dividen, RUPS PGAS juga menyetujui pembagian tantiem alias bonus kepada jajaran komisaris dan direksi PGAS. Total bonus yang akan diterima komisaris dan direksi PGAS mencapai Rp 29,87 miliar atau 0,48% dari total laba bersih tahun lalu. Langkah PGAS membagikan dividen yang cukup besar tersebut mendapat penilaian positif dari pengamat pasar modal Willy Sanjaya. Dia juga yakin, anak usaha PGAS bakal mengantongi pinjaman asing. Sebab fundamental induk perusahaannya cukup baik. Makanya Willy memberi rekomendasi beli untuk saham PGAS dengan target harga Rp 4.400 per saham. Kamis (17/6) perdagangan saham PGAS ditutup di harga Rp 3.925 per saham. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Edy Can