JAKARTA. Anak usaha PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) yang bergerak di bidang hulu minyak dan gas bumi, PT Saka Energi Indonesia mendapat fasilitas pinjaman senilai US$ 600 juta dari sindikasi perbankan. Heri Yusup, Sekretaris Perusahaan PGAS mengatakan, fasilitas pinjaman itu ditandatangani pada 2 Desember lalu. Sindikasi bank yang memberi pinjaman itu terdiri dari BNP Paribas, The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited, Mizuho bank Ltd, PT Bank Mizuho Indonesia, PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia, PT HSBC Securities Indonesia dan Sumitomo Mitsui Banking Corporation. "Facility agreement berlaku untuk jangka waktu lima tahun terhitung sejak tanggal efektif perjanjian," ujar Heri dalam keterangan resmi, Jumat (4/12). Dana pinjaman yang didapatkan Saka itu akan digunakan untuk membiayai kebutuhan investasi dan operasional. Selain itu, perseroan juga akan menggunakan dana itu untuk pembayaran kembali pinjaman pemegang saham. Tahun depan, Saka menargetkan belanja modal sekitar US$ 400 juta-US$ 450 juta, jumlah itu naik dibandingkan capex tahun ini yang sekitar US$ 350 juta-400 juta. Rencananya, mayoritas belanja modal akan dipakai untuk mengembangkan sejumlah blok migas yang akan dan sudah berproduksi, seperti Blok Muara Bakau dan lapangan Sidayu di Blok Pangkah. Belum lama ini, Saka baru saja menemukan cadangan migas baru di wilayah kerja Sidayu-3, Pangkah PSC, lepas pantai utara Jawa Timur dengan produksi sekitar 10.000 Barel Oil Per Day (BOPD). Sedangkan produksi gas sebesar 30 million standard cubic feet per day (MMSCFD) - 50 MMSCFD yang semuanya akan di jual di pasar domestik. Tak hanya itu, Saka Energi juga menemukan cadangan gas dalam jumlah massif, yang diperkirakan mencapai 500 MMSCFD, di kawasan Blok Sout Sesulu, lepas pantai Kalimantan Timur. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Anak usaha PGAS raih pinjaman US$ 600 juta
JAKARTA. Anak usaha PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) yang bergerak di bidang hulu minyak dan gas bumi, PT Saka Energi Indonesia mendapat fasilitas pinjaman senilai US$ 600 juta dari sindikasi perbankan. Heri Yusup, Sekretaris Perusahaan PGAS mengatakan, fasilitas pinjaman itu ditandatangani pada 2 Desember lalu. Sindikasi bank yang memberi pinjaman itu terdiri dari BNP Paribas, The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited, Mizuho bank Ltd, PT Bank Mizuho Indonesia, PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia, PT HSBC Securities Indonesia dan Sumitomo Mitsui Banking Corporation. "Facility agreement berlaku untuk jangka waktu lima tahun terhitung sejak tanggal efektif perjanjian," ujar Heri dalam keterangan resmi, Jumat (4/12). Dana pinjaman yang didapatkan Saka itu akan digunakan untuk membiayai kebutuhan investasi dan operasional. Selain itu, perseroan juga akan menggunakan dana itu untuk pembayaran kembali pinjaman pemegang saham. Tahun depan, Saka menargetkan belanja modal sekitar US$ 400 juta-US$ 450 juta, jumlah itu naik dibandingkan capex tahun ini yang sekitar US$ 350 juta-400 juta. Rencananya, mayoritas belanja modal akan dipakai untuk mengembangkan sejumlah blok migas yang akan dan sudah berproduksi, seperti Blok Muara Bakau dan lapangan Sidayu di Blok Pangkah. Belum lama ini, Saka baru saja menemukan cadangan migas baru di wilayah kerja Sidayu-3, Pangkah PSC, lepas pantai utara Jawa Timur dengan produksi sekitar 10.000 Barel Oil Per Day (BOPD). Sedangkan produksi gas sebesar 30 million standard cubic feet per day (MMSCFD) - 50 MMSCFD yang semuanya akan di jual di pasar domestik. Tak hanya itu, Saka Energi juga menemukan cadangan gas dalam jumlah massif, yang diperkirakan mencapai 500 MMSCFD, di kawasan Blok Sout Sesulu, lepas pantai Kalimantan Timur. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News