Anak usaha properti PTPP akan IPO



JAKARTA. PT PP Tbk (PTPP) akan merealisasikan niat untuk memisahkan (spin off) unit usaha properti. Rencana ini akan dibahas dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) PTPP, 21 Oktober nanti.

Sekretaris Perusahaan PTPP, Betty Ariana mengatakan, pemisahan unit usaha properti diharap bisa mendatangkan manfaat. Misalnya saja, anak usaha properti properti bisa lebih fokus dan fleksibel dalam mengambil keputusan bisnis. Sejatinya, rencana ini sudah didengungkan PTPP sejak 2012, namun baru akan terealisasi tahun ini.

Betty mengatakan, demi memuluskan pemisahan unit ini, PTPP sudah menyiapkan dana Rp 70 miliar. Dana tersebut dari kas internal PTPP untuk penyertaan modal anak usaha baru. Nantinya, kepemilikan saham PTPP di anak usaha properti itu mencapai 99,9% dan Yayasan Kesejahteraan Karyawan Pembangunan Perumahan 0,1%.


PTPP juga memiliki rencana jangka panjang. Yaitu ingin melepas saham anak usaha properti ini ke publik atau Initial Public Offering (IPO). Namun, sesuai persyaratan IPO baru bisa dilakukan kalau perusahaan sudah beroperasi selama setahun. Dus, IPO anak usaha PTPP baru bisa dilakukan tahun 2015. "Kami memang berniat IPO anak usaha properti ini," kata Betty, Rabu (4/9).

PTPP berharap, anak usaha di bidang properti bisa memberi keuntungan lebih. Sepanjang 2008-2012, segmen properti dan realty menghasilkan rata-rata gross profit margin relatif tinggi dibandingkan dengan segmen usaha lain yakni 24,4%. Namun, proporsi pendapatan usaha segmen properti masih rendah.

Betty bilang, selama ini, divisi properti baru berkontribusi 3% terhadap total pendapatan PTPP. Jika mengacu pada pendapatan PTPP semester I 2013 sebesar Rp 4,18 triliun, maka divisi properti baru berkontribusi Rp 125,41 miliar. Kontribusi itu sudah meningkat dua kali lipat dibandingkan tahun lalu yang hanya 1,54%.

Betty menargetkan, setelah anak usaha baru itu mulai beroperasi, kontribusi bisnis properti bisa mencapai 7%. Semester I/2013, laba kotor PTPP mencapai Rp 407,81 miliar. Dari jumlah tersebut Rp 20 miliar diperoleh dari divisi properti. Targetnya, tahun ini laba kotor anak usaha properti bisa Rp 50 miliar. "Tahun depan, kontribusinya bisa naik dua kali lipat, menjadi Rp 100 miliar," kata dia.

Akhir tahun ini, PTPP akan membangun dua proyek kawasan terpadu properti (mixed-use). Proyek pertama di Jakarta, PTPP akan membangun kondotel, mal, perkantoran, hunian, dan rumahsakit di lahan seluas 20 hektare (ha). PTPP menganggarkan dana Rp 8 triliun untuk tujuh tahun mendatang.

Sedangkan proyek kedua berlokasi di Surabaya. Proyek untuk kondotel, mal dan perkantoran seluas 4 ha. Dana untuk proyek ini sebesar Rp 5 triliun. Dana untuk kedua proyek ini dari kas internal dan pinjaman bank. Harga PTPP turun 3,88% ke Rp 990, Rabu (4/9).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Avanty Nurdiana