Anak Usaha SUNI, Manfaatkan Agresifitas Industri Hulu Migas untuk Genjot Kinerja



KONTAN.CO.ID - BATAM. Anak usaha PT Sunindo Pratama Tbk (SUNI), PT Rainbow Tubulars Manufacture (RTM) siap memanfaatkan langkah agresif hulu minyak dan gas bumi (migas) untuk menggenjot kinerja perusahaan.

Direktur Komersial dan Bisnis RTM, Barkeilona mengungkapkan, RTM berharap dapat memenuhi kebutuhan pipa seamless untuk kebutuhan domestik yang diperkirakan meningkat sejalan dengan rencana pemerintah untuk meningkatkan lifting minyak di Indonesia.

Selain itu, pada tahun ini dan tahun depan, industri hulu migas tengah menggencarkan aktivitas pengeboran, di mana membutuhkan produk buatan dari RTM.


Kepala Divisi Program dan Komunikasi Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Migas, Hudi Suryodipuro mengatakan, industri penunjang hulu migas dalam negeri berperan penting dalam mengejar target produksi migas Indonesia pada tahun 2030 sebesar 1 juta barel minyak per hari (BOPD) dan 12 billion cubic feet (bcf).

Baca Juga: Rainbow Tubulars Manufacture Targetkan Pabrik Kedua Beroperasi pada Kuartal III-2025

Hudi menjelaskan, dari tahun sebelumnya pengeboran sumur hanya sekitar 400 sumur, dan pada tahun ini sebanyak 925 sumur telah dibor dan pada tahun depan ditargetkan akan mengebor 1.000 sumur untuk meningkatkan kapasitas produksi migas. 

Target pengeboran 1.000 sumur tersebut memerlukan peran dari industri penunjang hulu migas. Sebab, Hudi berharap industri hulu migas tidak hanya menjadi revenue center, tetapi juga menjadi motor penggerak ekonomi nasional untuk menciptakan multiplier effect.

"Keberadaan RTM juga menunjukkan bahwa TKDN bisa langsung berdampak pada perekonomian daerah termasuk dalam penyerapan tenaga kerja," kata Hudi dalam agenda Factory Visit di Batam, Rabu (20/11).

Menurut Hudi, SKK Migas sebagai management operasi KKKS memastikan bahwa industri penunjang bisa berikan suplai yang baik di suplai hulu migas. OCTG banyak diperlukan untuk kegiatan pemboran. Selain itu, pemboran bakal meningkat jauh per tahunnya demi kejar target produksi.

Untuk diketahui, RTM merupakan salah satu industri penunjang industri minyak dan gas (migas) di Indonesia dan menjadi satu-satunya produsen pipa seamless atau Oil Coutry Tobular Goods (OCTG). RTM memproduksi pipa seamless yang tersertifikasi API 5CT (Casing & Tubing) dan API 5L (Line Pipe).

Direktur Komersial dan Bisnis RTM, Barkeilona mengungkapkan, saat ini RTM sedang dalam pembangunan Plant-2 sehingga kapasitas total dapat meningkat menjadi 60,000 – 70,000 ton per tahun.

"Harapan kami pada kuartal III-2025 akan beroperasi secara komersial," kata Barkei dalam agenda Factory Visit di Batam, Rabu (20/11).

Pabrik kedua tersebut bakal berkapasitas mencapai 40.000 ton per tahun dengan menelan investasi senilai Rp 300 miliar. Namun, kata Barkei, biaya untuk membangun pabrik kedua tersebut membengkak lantaran adanya peningkatan harga mesin yang sebelumnya belum dikalkulasikan.

 
SUNI Chart by TradingView

Saat ini, produksi RTM berkisar mencapai 25.000 ton - 30.000 ton per tahun. Nantinya, jika pabrik kedua mulai beroperasi secara komersial, maka total kapasitas produksi RTM bisa mencapai 70.000 per tahun.

Dengan adanya pabrik kedua ini, RTM berharap dapat memenuhi kebutuhan domestik yang diperkirakan meningkat sejalan dengan rencana pemerintah untuk meningkatkan lifting minyak di Indonesia dan akan dapat memiliki kapasitas lebih untuk memenuhi kebutuhan ekspor yang sejak 2023 dihentikan karena RTM mengutamakan untuk memenuhi kebutuhan domestik.

Berdasarkan data di pemaparan, RTM memasok kebutuhan pipa khususnya Tubing untuk kebutuhan domestik pada 2018 sebesar 8.000 ton, 2019 sebesar 7.500 ton, 2020 sebesar 5.000 ton, 2021 sebsar 14.000 ton, 2023 sebesar 15.500 ton, dan sampai Oktober 2024 sebesar 17.500 ton. 

Selanjutnya: Respons Proposal Investasi Apple USD 100 Juta, Kemenperin Gerak Cepat

Menarik Dibaca: 4 Tanda Harus Ganti Skincare, Salah Satunya Jenis Kulit Berubah

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .