Analis: Akhir 2018, minyak bisa sentuh US$ 80



KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Tahun ini bisa menjadi pertanda kembalinya komoditas, di mana harga minyak berpotensi mencapai US$ 80 per barel.

Menurut Yoon Chou Chong, kepala ekuitas Asia di Natixis Asset Management, produksi yang terkendali di antara produsen minyak utama dan "dorongan yang lebih besar" untuk menjaga stabilitas menjelang penawaran umum perdana Saudi Aramco akan mendukung harga minyak lebih lanjut tahun ini.

"Kami telah melakukan banyak hal melalui eksportir, teknologi dan kami masih senang dengan mereka. (Tapi) saya kira ini mungkin merupakan tahun kembalinya komoditas, minyak," kata Chong kepada CNBC. Dia menyebut komoditas sebagai top trade untuk tahun 2018.


"Level US$ 80 ... terdengar masuk akal, sebenarnya," tambahnya.

Informasi saja, harga minyak dunia pada awal tahun ini dibuka di atas level US$ 60 per barel. Ini merupakan level awal tahun terkuat sejak 2014. Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) dan Brent - terjungkal dari posisi US$ 100 per barel pada Juni 2014 menjadi sekitar US$ 30 per barel pada Januari 2016 seiring lemahnya permintaan, penguatan dollar, dan boomingnya produksi mintak serpih AS.

Menanggapi anjloknya harga minyak, OPEC bersama dengan produsen minyak lainnya seperti Rusia, telah memangkas pasokan minyak mentah sejak Januari tahun lalu. Pemotongan produksi minyak rencananya akan diperpanjang sampai akhir tahun ini.

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie