Analis: Aksi akuisisi pasti akan berdampak positif ke pergerakan saham



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Beberapa emiten perbankan di tahun 2019 ini mulai melakukan aksi korporasi untuk memperkuat bisnis melalui pertumbuhan secara anorganik. Disisi lain, hal ini menjadi jalan bagi investor strategis untuk masuk ke entitas tersebut.

Masih hangat, rencana akusisi yang dilakukan oleh MUFG Bank Ltd untuk mengambil alih kepemilikan PT Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN) hingga 72,78%. Selain itu MUFG pun berencana untuk menggabungkan dua bank kepemilikannya yakni BDMN dan PT Bank Nusantara Parahyangan Tbk (BBNP).

Selain itu, ada aksi merger lain antara PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN) dengan PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia (SMBCI). Disamping itu, rencana merger antara PT Bank Dinar Indonesia Tbk dan PT Bank Oke Indonesia juga dikabarkan bakal terealisasi pada tahun ini. 


Yang tidak kalah hangat adalah isu akusisi PT Bank Permata Tbk (BNLI) oleh beberapa entitas asing dan dalam negeri.

Dus, saham-saham dengan aksi koporasi ini pun bergerak di jalur hijau. Tercatat saham BDMN hari ini sahamnya tekerek hingga 7,78% ke level Rp 9.000 per saham. BNLI pun terkerek hingga 5,26% ke level Rp 900 per saham, DNAR naik 2% ke level Rp 306 per saham.

Menanggapi kondisi ini, analis Jasa Utama Capital Sekuritas, Chris Apriliony mengatakan, jika melihat tren belakangan, banyak investor asing yang melakukan aksi akuisisi bank-bank di Indonesia. Hal ini menandakan bahwa iklim investasi di Indonesia terbilang cukup baik.

“Untuk akuisisi sendiri pasti akan positif terhadap pergerakan harga saham suatu perusahaan yang akan di akuisisi. Dapat dilihat dari BDMN yg sudah diakuisisi, AGRI yang juga sudah diakuisisi,” ujar Chris kepada Kontan.co.id, Selasa (22/1).

Rekomendasi terkait saham-saham bank yang diakuisisi adalah buy. Namun, terkait merger dampaknya tidak akan sebaik akuisisi.

“Karena merger hanya meleburkan sahamnya seperti contoh CTRA, CTRP dan CTRS di tahun 2016. Bahkan sampai hari ini grup Ciputra masih belum break high dari saat merger dua tahun lalu.” ujarnya.

Chris lebih menyarankan ke untuk masuk ke BDMN dengan target harga Rp 10.350 per saham, BTPN target harga Rp 5.000 per saham dan BNLI Rp 1.100 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi