Analis: Amnesti pajak masih menjaga rupiah



JAKARTA. Rupiah masih melanjutkan penguatannya di hadapan dollar Amerika Serikat (AS). Sentimen internal menjaga rupiah untuk kembali terapreasiasi.

"Faktor internal mengenai program amnesti pajak masih menjadi salah satu sentimen yang menjaga rupiah untuk kembali terapresiasi terhadap dollar AS," ujar analis pasar uang Platon Niaga Berjangka, Lukman Leong, Selasa (4/10).

Lukman Leong mengatakan bahwa program amnesti pajak periode pertama yang terbilang cukup sukses menjadi salah satu faktor mata uang domestik menguat. Program itu cukup menjaga harapan pasar bahwa perekonomian domestik ke depan masih terus tumbuh.


"Uang yang masuk dalam program amnesti pajak akan membantu Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) lebih baik yang akhirnya dapat terasa pada pertumbuhan ekonomi," katanya.

Di sisi lain, lanjut dia, bank sentral Amerika Serikat yang belum menaikkan suku bunga acuannya dalam Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) pada September lalu juga mempengaruhi mata uang berisiko terapresiasi, seperti rupiah.

Kendati demikian, ia mengharapkan Bank Indonesia agar melakukan intervensi agar rupiah tidak menguat terlalu signifikan karena dapat berdampak negatif bagi neraca ekspor-impor Indonesia.

Sementara itu, pengamat pasar uang Bank Woori Saudara Indonesia Tbk, Rully Nova menambahkan bahwa secara fundamental, rupiah masih dalam tren penguatan di tengah data-data ekonomi yang telah dirilis cukup positif.

"Sejumlah program yang telah diluncurkan pemerintah cukup berdampak positif bagi perekonomian domestik," kata Rully.

Di pasar spot, Selasa (4/10) nilai tukar rupiah terhadap dollar AS menguat tipis 0,04% ke level Rp 12.978 dibanding sehari sebelumnya. Sementara kurs tengah Bank Indonesia menunjukkan rupiah menguat 0,2% ke level Rp 12.988.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto