KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rencana pemerintah untuk menunda proyek infrastruktur menuai pro kontra. Dengan rencana tersebut, analis menilai hal ini akan berdampak pada emiten konstruksi. Pasalnya, saham konstruksi pelat merah kini menurun atau berada di level merah. Senior Analyst Research Division Anugerah Sekuritas Indonesia Bertoni Rio mengungkapkan sejak rupiah melemah, pemerintah akan mengurangi atau menghentikan sebagian proyek infranstruktur guna membantu pergerakan rupiah terhadap dollar AS. “Ini yang membuat pelaku pasar menghindari sektor tersebut. Pasalnya saham infranstruktur telah masuk dalam siklus jenuh beli, dan saat ini pelaku pasar tengah mengantisipasi musim politik sehingga Pemerintah tidak lagi fokus rencana pembangunan,” ujar Bertoni kepada Kontan.co.id, Selasa (18/9). Bertoni menilai saat ini hampir semua saham kontruksi telah tren bearish. “Hal tersebut menjadi momentum untuk akumulasi dalam jangka menengah sekitar enam bulan ke depan. Sedangkan untuk jangka pendek kurang menarik dan masih ada ruang melanjutkan pelemahan,” ujarnya.
Analis Anugerah Sekuritas: Saham konstruksi kurang menarik untuk jangka pendek
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rencana pemerintah untuk menunda proyek infrastruktur menuai pro kontra. Dengan rencana tersebut, analis menilai hal ini akan berdampak pada emiten konstruksi. Pasalnya, saham konstruksi pelat merah kini menurun atau berada di level merah. Senior Analyst Research Division Anugerah Sekuritas Indonesia Bertoni Rio mengungkapkan sejak rupiah melemah, pemerintah akan mengurangi atau menghentikan sebagian proyek infranstruktur guna membantu pergerakan rupiah terhadap dollar AS. “Ini yang membuat pelaku pasar menghindari sektor tersebut. Pasalnya saham infranstruktur telah masuk dalam siklus jenuh beli, dan saat ini pelaku pasar tengah mengantisipasi musim politik sehingga Pemerintah tidak lagi fokus rencana pembangunan,” ujar Bertoni kepada Kontan.co.id, Selasa (18/9). Bertoni menilai saat ini hampir semua saham kontruksi telah tren bearish. “Hal tersebut menjadi momentum untuk akumulasi dalam jangka menengah sekitar enam bulan ke depan. Sedangkan untuk jangka pendek kurang menarik dan masih ada ruang melanjutkan pelemahan,” ujarnya.