KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasar keuangan Manila tampaknya tak sanggup menahan gejolak isu perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China. Akibatnya, Selasa (17/4) kapitalisasi saham Filipina anjlok. Indeks Bursa Efek Filipina pun tumbang 2,3%, pada perdagangan kemarin, sekaligus yang terendah sejak Mei 2017. Berdasarkan laporan Bloomberg, sejak akhir 2017 hingga kemarin, indeks saham Manila telah merosot 10%. Kondisi tersebut diperparah dengan meningkatnya inflasi, pelemahan mata uang peso akibat isu perang dagang AS-China, sehingga kehati-hatian investor meningkat terhadap salah satu pasar termahal di kawasan Asia Tenggara itu. “Kami melihat potensi lebih banyak aksi jual, karena belanja konsumen dikhawatirkan bakal tertekan akibat pelemahan peso dan inflasi yang tinggi,” kata Kepala Strategi Pasar BDO Unibank, Jonathan Ravelas, Rabu (18/4).
Analis: Asing keluar dari pasar Asia Tenggara, masih wajar
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasar keuangan Manila tampaknya tak sanggup menahan gejolak isu perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China. Akibatnya, Selasa (17/4) kapitalisasi saham Filipina anjlok. Indeks Bursa Efek Filipina pun tumbang 2,3%, pada perdagangan kemarin, sekaligus yang terendah sejak Mei 2017. Berdasarkan laporan Bloomberg, sejak akhir 2017 hingga kemarin, indeks saham Manila telah merosot 10%. Kondisi tersebut diperparah dengan meningkatnya inflasi, pelemahan mata uang peso akibat isu perang dagang AS-China, sehingga kehati-hatian investor meningkat terhadap salah satu pasar termahal di kawasan Asia Tenggara itu. “Kami melihat potensi lebih banyak aksi jual, karena belanja konsumen dikhawatirkan bakal tertekan akibat pelemahan peso dan inflasi yang tinggi,” kata Kepala Strategi Pasar BDO Unibank, Jonathan Ravelas, Rabu (18/4).