Analis: Belanja modal PWON dapat menggerek kinerja perusahaan bila dieksekusi proyek



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sepanjang Januari hingga akhir September 2018, PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) telah menyerap belanja modal (capex) sebesar Rp 390 miliar untuk akuisisi lahan. Tahun ini PWON pun menganggarkan capex untuk akuisisi lahan cukup besar yakni sebesar Rp 1 triliun.    Research Analyst NH Korindo Sekuritas, Michael Tjahjadi melihat jika dibanding emiten properti lain, cadangan lahan PWON memang cenderung sedikit. Namun, jika melihat portofolio PWON yang sebagian besar merupakan proyek superblock, ia menilai cadangan lahan tersebut dapat dimaklumi. Ditambah akuisisi lahan yang digencarkan akan menambah kepercayaan diri investor.

“Jadi belanja modal yang digunakan dapat menggerek kinerja perseroan, hanya jika cadangan tersebut dieksekusi menjadi proyek,” ujar Michael kepada Kontan.co.id, Selasa (23/10).   Sebagai gambaran, total lahan yang sudah berhasil dibebaskan perusahaan selama sembilan bulan terakhir mencapai sekitar 8,7 hektare (ha). Untuk menambah lahan, fokus utama Pakuwon Jati masih di sekitar proyek-proyek eksisting yang ada. Namun, tidak tertutup kemungkinan untuk melakukan akuisisi di wilayah baru jika ada kesempatan.

Selain itu, Michael juga mencatat bahwa penjualan pemasaran PWON pada kuartal ketiga berhasil tumbuh 5,1% secara year on year (yoy). Namun, sepanjang Januari sampai September 2018, penjualan pemasaran turun 4,8% dibanding Januari sampai September 2017.


Sentimen yang mempengaruhi penjualan pemasaran tak lepas dari perusahaan yang masih menjalakan proses existing tahun ini. Padahal jika ditelisik, tahun ini, PWON menargetkan marketing sales sebesar Rp 2,6 triliun. Nah, pengembang Kota Kasablanka ini baru berhasil mengantongi marketing sales Rp 1,7 triliun hingga akhir September 2018.

Senada dengan Michael Tjahjadi, Analis Indopremier Sekuritas, Joey Faustian juga menilai penjualan pemasaran PWON secara year on year turun 6%, dibawah target perusahaan. Meski peningkatan penjualan unit properti di Jakarta menjadi 26% dan Surabaya 74%, kontribusi penjualan di Jakarta mampu menyokong penjualan pemasaran PWON.

“Pasar properti Jakarta permintaannya lebih kuat dibanding tahun lalu. Asumsi penjualan pemasaran tahun 2018 akan menjadi Rp 2,3 triliun dan tahun 2019 Rp 2,6 triliun. Capaian ini tak lepas dari proyek terbatas PWON dan pemilihan Presiden tahun depan,” ungkap Joey dalam risetnya 19 Oktober 2018.

Walaupun penjualan pemasaran tidak cukup memuaskan, Joey menuturkan bahwa recurring income PWON masih akan tetap tumbuh. Ia perkirakan recurring income akan tumbuh 14%, didorong faktor adanya properti investasi baru. Seperti Pakuwon Mall fase dua sampai empat, Gedung kantor Kota Kasablanka, Kantor Kota Tunjungan, Hotel Westin dan Four Points.

“Selain itu sewa pendapatan juga tumbuh 15%, dan diharapkan penjualan rata-rata tingkat hunian ruang (OR) capai 97% hingga 2019. Hingga semester pertama tahun 2018, tingkat hunian ruang capai 89%. Kedepan, didukung kinerja Blok M Mall dan relokasi klien selama proses pembangunan MRT, tingkat hunian ruang akan tumbuh,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .