Analis: Beli saham Gudang Garam, ini pertimbangannya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah kenaikan cukai rokok, PT Gudang Garam Tbk (GGRM) masih tetap mempertahankan kinerjanya. Walaupun, perusahaan menaikkan harga jual untuk mengkompensasi kenaikan cukai rokok, tetapi penjualan perusahaan tetap tumbuh pada tahun lalu. Bahkan kinerja GGRM diperkirakan akan terus bertumbuh.

Michael Wilson Setjoadi, analis Bahana Sekuritas menilai, kenaikan cukai rokok tidak akan berpengaruh banyak bagi perusahaan. Pasalnya kenaikan, harga jual rata-rata alias average selling price (ASP) masih lebih tinggi dibandingkan penurunan volume penjualan. Kalau setiap tahunnya harga naik di kisaran 5%-8% tetapi volume penjualan hanya mencatatkan penurunan di kisaran 2%-3%.

“Ini yang menyebabkan pendapatan masih tetap positif,” papar Micahel kepada Kontan.co.id, Senin (2/4).


Padahal, sebenarnya kenaikan ASP tetap saja menekan permintaan. Menurutnya, berdasarkan survei penjualan pada Januari dan Februari 2018, penjualan rokok secara industri telah turun sebesar 7% dibanding tahun sebelumnya. Dengan tingkat keterjangkauan masyarakat yang rendah, kenaikan harga pasti akan berpengaruh pada konsumsi rokok.

Hanya saja GGRM masih diuntungkan dengan keberagaman produk yang dimilikinya dan harga jual yang lebih rendah dari kompetitor. Variasi produk yang dimiliki lebih memberi ruang konsumen untuk mengalihkan konsumsi ke produk yang lebih terjangkau.

Michael meyakini prospek perusahaan masih cukup baik pada tahun ini. Walaupun harus menghadapi kenaikan cukai rokok, tetapi dengan konsumen yang kebanyakan berasal dari kalangan menengah bawah, GGRM akan tetap tertolong dengan kenaikan dana bantuan sosial dan dana kampanye. Diperkirakan tahun ini pendapatan perusahaan akan tumbuh 9,7% dan laba bersih naik 8,2%.

Namun, ia mengingatkan, kinerja perusahaan tetap dibayangi sentimen negatif dari rencana pembangunan bandara di Kediri. Dengan alokasi belanja modal yang harus disiapkan sebesar Rp 5 triliun-Rp 6 triliun dalam tiga tahun, ada peluang beban operasional akan meningkat dan menekan perolehan laba.

“Investasi bandara itu non produktif dan tidak menguntungkan,” imbuh Micahel.

Meksi demikian, Michael tetap merekomendasikan beli saham GGRM pada harga Rp 92.000 per saham. Walaupun pada penutupan perdagangan Senin (2/4) harga sahamnya masih bertengger di level Rp 73.400 per saham, tetapi ia meyakini harganya masih mampu menanjak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini