Analis: Berencana akuisisi, buy saham Sri Rejeki



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rencana PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) mengakuisisi dua perusahaan tekstil nampaknya disambut baik pelaku pasar. Ini terlihat dari harga saham SRIL yang meningkat di akhir pekan lalu  usai perusahaan mengumumkan rencana tersebut.

Jumat (15/12), saham SRIL melonjak 5,65% ke level Rp 374.

Dua perusahaan yang akan diakuisisi adalah PT Primayudha Mandirijaya (PM) dan PT Bitratex Industries (BI). SRIL dan anak usahanya, PT Sinar Pantja Djaja (SPD) telah menandatangani perjanjian jual beli saham bersyarat dengan pemilik PM dan BI demi melancarkan rencana akuisisi ini.


Pengambilalihan saham PM dan BI akan menambah jumlah anak usaha SRIL yang bergerak di usaha pemintalan benang. Saat ini, SRIL baru memiliki SPD setelah mengakuisisi 99,90% kepemilikan SPD sebesar Rp 723 miliar pada 2013 lalu. Dua anak usaha SRIL lainnya, Golden Legacy Pte Ltd dan Golden Mountain Textile and Trading Pte Ltd bergerak di bidang investasi.

Direktur Utama SRIL Iwan Setiawan sebelumnya sempat menyatakan, pihaknya akan mengakuisisi perusahaan tekstil dalam negeri. Akuisisi ini dilakukan untuk memperkuat penjualan, terutama untuk pasar ekspor. Jika berjalan lancar, penjualan perusahaan tekstil yang berbasis di Solo, Jawa Tengah ini bisa tumbuh sekitar 20% sampai 30%.

Meski belum menyebutkan besaran dana yang dibutuhkan untuk mengakuisisi dua perusahaan tersebut, Iwan mengaku pihaknya masih mempertimbangkan sumber pendanaan yang tepat untuk membiayai rencana ekspansi ini. "Untuk sekarang, kami mempersiapkan pendanaan baik lewat utang maupun ekuitas lalu menentukan mana yang paling cocok," tuturnya, belum lama ini.

Direktur Investa Saran Mandiri Hans Kwee menyatakan, akuisisi PM dan BI yang akan dilakukan SRIL ini berpotensi meningkatkan efisiensi SRIL ke depan. "Mereka bisa menekan biaya lantaran terkait bahan baku benang yang mereka butuhkan untuk produksi," ujarnya, Minggu (17/12).

Selain itu, pengambilalihan dua perusahaan ini bisa menjadi upaya bagi SRIL untuk terus memastikan suplai benang akan selalu aman nantinya.

Di sisi lain, Hans melihat potensi SRIL di tahun depan masih cukup besar. Selain karena akuisisi PM dan BI mampu meningkatkan pasar ekspor yang sudah cukup kuat, tensi politik dunia yang diperkirakan makin panas ke depannya bisa menguntungkan perusahaan tekstil ini.

"SRIL banyak menyuplai seragam, terutama untuk tentara negara-negara NATO. Dengan kondisi geopolitik yang mungkin semakin memanas, kemungkinan dana belanja militer akan semakin tinggi sehingga membuat SRIL semakin diuntungkan," paparnya.

Namun, ancaman beban utang yang harus ditanggung SRIL masih berpotensi menghantui kinerja perusahaan ini di masa depan. Pasalnya, hingga saat ini rasio utang terhadap ekuitas alias debt to equity ratio (DER) SRIL berada di angka 178%. Walau masih relatif aman, perusahaan tetap harus berhati-hati karena hal tersebut bisa memberikan beban tambahan.

Hans merekomendasikan buy saham SRIL di harga Rp 450 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini