Analis: Berkurangnya kepemilikan asing di SBN hanya sementara



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sempat menunjukkan tren positif, aliran dana asing di obligasi Indonesia perlahan surut setelah mencetak rekor tertinggi. Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan, kepemilikan asing di Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp 1.071,38 triliun hingga Senin (3/2).

Padahal pada 24 Januari lalu, kepemilikan asing mencapai rekor tertingginya di Rp 1.092,02 triliun. Artinya, sejak saat itu, kepemilikan asing sudah berkurang Rp 20,64 triliun. 

Kendati demikan, Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Indonesia Ramdhan Ario Maruto menilai, hal tersebut hanya bersifat situasional dan dapat dimaklumi. Penurunan yang terjadi tidak akan terjadi dalam kurun waktu lama.


Baca Juga: Tahun 2020, Bahana TWC prediksikan yield SUN akan berkisar 6%-7%

“Memang seminggu terakhir dana asing agak turun, cenderung karena risiko yang naik imbas virus corona. Selain itu rally kenaikan juga sudah panjang sejak awal tahun, Sehingga ini penurunan yang wajar lah,” ujar Ramdhan kepada Kontan.co.id, Selasa (4/2).

Sebenarnya, jika dihitung secara year to date, kepemilikan asing di SBN masih tercatat naik Rp 9,44 triliun. 

Direktur Asosiasi Riset dan Investasi Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus juga mempercayai hal yang serupa. Menurut dia, penurunan yang terjadi karena investor asing mulai melakukan aksi profit taking di pasar obligasi tanah air. 

“Turun karena ada aksi profit taking. Sebab valuasi obligasinya juga sudah mahal karena dalam dua minggu kenaikannya terlalu masif. Jika kondisinya seperti itu, penurunan bisa terjadi sewaktu-waktu dan sifatnya sementara,” jelas Nico.

Baca Juga: Terseret pelemahan IHSG, analis rekomendasikan wait and see saham big caps

Lebih lanjut Nico menyebut, penurunan kali ini tidak akan membendung laju positif peningkatan dana asing hingga akhir tahun nanti. Berkaca dari hasil lelang Surat Utang Negara (SUN) pada hari ini membuktikan bahwa minat asing terhadap pasar obligasi Indonesia masih tinggi. 

Asal tahu saja, jumlah penawaran yang masuk pada lelang tadi mencapai Rp 96,90 triliun. Menjadikannya rekor tertinggi penawaran yang masuk pada lelang tahun ini.

Ramdhan menambahkan, pasar obligasi juga lebih menjadi favorit instrumen investasi ketimbang pasar saham yang masih dalam tekanan. Sehingga, aliran dana asing yang menurun, perlahan akan kembali meningkat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari