KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok ke level terendah 3,5 tahun pada Selasa (18/3), karena kekhawatiran atas tarif tit-for-tat, rencana fiskal Indonesia, dan prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia. Mengutip Reuters, IHSG merosot ke level 6.011,842, level terendah sejak 21 September 2021. Karena aksi jual yang tajam memicu penghentian perdagangan selama 30 menit setelah pelemahan IHSG menembus 5%. Dan terakhir merosot hingga 6%. HSG memasuki wilayah bearish sejak 28 Februari 2025, turun lebih dari 20% dari puncak rekornya pada 19 September 2024.
"Penurunan tajam hari ini terasa lebih seperti pelepasan posisi dan likuidasi paksa, terutama bagi mereka yang berdagang dengan margin, daripada perubahan fundamental," kata Mohit Mirpuri, seorang manajer dana di SGMC Capital yang berbasis di Singapura seperti dilansir Reuters. Baca Juga: IHSG Longsor Lebih dari 5%, BEI Bekukan Perdagangan Aksi jual tersebut menggarisbawahi meningkatnya kekhawatiran investor tentang rencana belanja pemerintah Indonesia dan prospek ekonomi Indonesia karena investor asing keluar dari pasar saham. Penurunan hampir 30% dalam pendapatan pemerintah Indonesia pada bulan Januari, karena Presiden Prabowo Subianto menerapkan rencana belanja besar, telah menimbulkan kekhawatiran tentang keberlanjutan fiskal dan potensi lonjakan pinjaman. Fokus investor sekarang akan tertuju pada keputusan kebijakan dari Bank Indonesia (BI) pada Rabu (19/3), ketika bank sentral secara luas diperkirakan akan mempertahankan suku bunga tetap, memprioritaskan stabilitas mata uang. Rupiah melemah 2% terhadap dolar AS tahun ini meskipun ada intervensi bank sentral. "Data deflasi baru-baru ini menimbulkan kekhawatiran pada kisah pertumbuhan konsumsi. Pertemuan BI besok dapat memberikan dorongan taktis jika terjadi penurunan suku bunga, tetapi gambaran yang lebih besar tetap merupakan salah satu posisi selektif daripada pemulihan yang luas," kata Mirpuri.